Pak kades!
Kami terbeliak. “Dia mati ketakutan.” Seseorang lelaki berujar pelan. Aku menoleh sekilas sebelum kemudian kembali menatap ke depan. Benarlah, tak ada luka atau darah yang terlihat.
Ghadi, salah satu rekanku menyenggolku. Ia berbisik. “Sumpah Samsir.”
***
Ternyata Ghadi benar. Sumpah Samsir di detik akhir hidupnya terjadi. Setelah diusut, Pak Kades lah pelaku yang sebenarnya. Samsir yang muncul di depan rumahnya, membuatnya ketakutan. Benar-benar ketakutan, hingga membuatnya terkena serangan jantung lalu mati. Itulah cerita yang kudengar dari warga sekitar.
Meskipun masalah selesai, namun suasana masih terasa mencekam. Aku bisa merasakannya. Entah mengapa terasa begitu menakutkan.
“Walaupun udah ketahuan pelakunya, kenapa gue ngerasa desa ini masih suram ya?” celetuk Bastian.
“Iya sama. Auranya nggak enak.” Timpal Natasha.
“Asli. Dengar nggak sih tiap malam ada longlongan panjang?”
“Kadang-kadang jeritan,”
“Duh, untungnya besok kita pulang.”