Aku menatap teman-temanku dulu sebelum kemudian beranjak dari kursi dan membuka pintu. Tampak lelaki baya yang kukenali sebagai Pak RT berdiri di depan pintu bersama tiga lelaki baya lainnya.
“Oh, Pak RT!” sapaku ramah. “Masuk, Pak!”
“Ndak! Ndak usah, Mas. Saya buru-buru.”
“Kok buru-buru, Pak. Emang ada apa?” Tanya Bastian yang sudah berada di sampingku.
“Ini saya kemari Cuma mau kasih tau. Mas-mas sama Mbak-mbaknya jangan keluar malam-malam. Kunci pintu semuanya. Pokoknya jangan kemana-mana.”
“Memangnya ada apa, Pak.”
“Ehmm,” Pak RT terlihat ragu. Namun tak lama ia menghela napas. “Mayat Samsir menghilang, Mas.”
“Apa?”
“What!”
Aku dan Bastian berpandangan ngeri. Namun hanya beberapa detik sebelum terdengar teriakan. Aku memutar tubuh.
Mili pingsan.