“Mili, kenapa?”
“Ada apa, Mil?”
“Ya Tuhan, Mili!”
Semua orang keluar. “Mili kenapa?”
“Ha—hantu!” pekik Mili. “A—ada hantu!”
Natasha dan Winda bergerak membantu Mili berdiri. Aku dibelakangnya berinisiatif menutup pintu. Hari mulai berganti. Jalanan tampak gelap, karena memang hanya ada beberapa warga yang membuat penerangan di depan rumahnya. Tiba-tiba mataku menangkap sekelebat bayangan. Aku mengerjap. Tak ada apa-apa.
Aneh!
Bulu kudukku meremang seketika.
“Gu—gue mau pu—lang, Yon! Gu—e mau pu—lang!”
Seketika kepalaku berputar. Mili tampak sangat kacau. Kuhela napas sebelum menutup pintu dan duduk di sampingnya.
“Sekarang! Gue mau pu—lang se—karang, Yon! Gu—gue mau pu—lang po—pokoknya.” Lanjutnya lagi.