Saya menjadi tidak waspada. Padahal rasa kesemutan, kebas, dan bahkan keram, yang sering datang menyerang pada saat itu adalah salah satu sinyal tubuh agar saya segera bersikap waspada.
Jadi, kamu gak usah heranlah kalau akhirnya saya menyebut diabetes bagaikan lumpur hidup yang menghisap kehidupan saya. Diabetes bukan saja telah menjerat kedua kaki saya dengan jeratan kesemutan dan kebas, tapi juga dapat membinasakan kehidupan saya.
Itu adalah akibat gaya hidup tidak sehat selama berpuluh-puluh tahun yang saya telah jalankan sebelumnya. Itu adalah karena saya tidak waspada pada sinyal-sinyal diabetes yang diberikan oleh tubuh saya.
Saya adalah orang yang jatuh terjerembab ke dalam lumpur diabetes. Saya nyaris binasa karena tidak berpengetahuan. Alamak...! Kasihan sekali!
Tapi, itu kisah waktu dulu. Sekarang sudah beda ceritanya, kawan.
Sekarang saya sudah mulai berpengetahuan. Saya tahu apa yang harus saya lakukan walau rasa kesemutan dan kebas masih menjerat kaki.
Kamu juga patut berpengetahuan agar kamu boleh waspada terhadap hal-hal yang dapat merusak kesehatan tubuhmu. Berpengetahuanlah agar kamu boleh semakin menikmati kehidupanmu.
Itu sebabnya, walaupun saya bukan ahli kesehatan, bukan dokter dan juga bukan ahli gizi, saya senang untuk berbagi cerita dan pengetahuan yang ada kaitannya dengan diabetes kepada kamu. Saya tidak ingin kamu terjerembab seperti saya. Tapi kalaupun kamu sudah terjerembab seperti saya, yuk kita sama-sama bangkit kembali dengan cara berpengetahuan.
Dilansir dari mediaindonesia.com, Dr. dr. Tri Juli Edi Tarigan Sp.PD-KEMD, dokter konsultan endokrinologi, metabolik dan diabetes, memaparkan, "Neuropati adalah kondisi gangguan saraf tepi dengan keluhan tertentu. Penyebabnya bisa beragam tapi yang paling banyak adalah karena kadar gula tinggi atau neuropati diabetik."
"Gejalanya mulai dari rasa kebas, kesemutan, mati rasa, nyeri, rasa tebal, rasa berpasir, rasa dingin, panas, terbakar, hingga yang paling berbahaya adalah hilangnya sensitivitas proteksi sehingga tidak bisa merasakan ketika terluka. Ini bisa mengakibatkan luka atau cidera yang dapat berujung pada amputasi."
Gejala yang disebutkan sebagai neuropati diabetik itulah yang dikatakan seorang dokter kepada saya setelah dia mendengarkan gejala-gejala diabetes lainnya yang saya rasakan, dan tentunya juga setelah dia melihat kadar gula darah puasa yang berada di angka 174 mg/dL pada saat itu.