“Agama itu memudahkan, agama yang disenangi Allah adalah agama yang benar dan mudah” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah)
Jadi makna kaidah Al Masyaqqah Tajlibut Taysir adalah kesulitan mendatangkan kemudahan. Maksudnya adalah bahwa hukum-hukum yang sudah ditentukan nash di dalam penerapannya apabila ada sebab-sebab kesulitan dan kesukaran bagi mukallaf (subjek hukum) dalam peribadatan, maka syariah meringankannya sehingga mukallaf mampu melaksanakannya tanpa kesulitan dan kesukaran, dan kaitan dengan Al Masyaqqah Tajlibut Taysir di sini ditentukan oleh Nash dan ruang lingkupnya dalam hal Ibadah saja.
Kriteria Kesukaran Syar’i Dan Penerapannya
Apabila kesukaran dijadikan dasar hukum bagi dispensasi dan kemudahan syar‟i, maka ia mempunyai implikasi nyata dalam penetapan hukum dan fatwa. Sehingga penetuan konsep “Kesukaran” dan kriteria yang ada di dalamnya merupakan suatu hal penting yang tidak dapat diremehkan dan merupakan keniscayaan untuk dikaji.
1) Kriteria Kesukaran Menurut Al-Izz Abdussalam
1. Kesukaran tidak dapat lepas dari ibadah pada umumnya. Maksudnya pelaksanaan ibadah tidak mungkin terjadi tanpa disertai dengan kesukaran tersebut.