Sumi yang telah selesai membuat kopi segera duduk di sisiku. Ia agak terkejut saat tahu aku tengah memegang selendang milik ibu.Â
Melihat ekspresinya, aku segera bertanya.
"Ibu kemari?" Tanyaku.
Sumi hanya mengangguk.
"Kenapa tak disuruh menginap saja?"
"Tidak mau, tadi sudah kupinta" ujar Sumi.
"Dengan siapa ibu kemari?"
"Sendiri" Jawab Sumi.
Aku yang memang sejak kecil sudah hidup dengan ibu, tahu tabiat ibu. Ia pasti akan bersedia jika dipinta menginap oleh anak kesayangannya. Tapi mungkin saja memang ibu sedang buru-buru.
Akhirnya aku mencoba mengabaikan hal itu. Kuminum saja kopi buatan istriku itu. Pahit seperti biasa.Â
Setelah itu aku hendak ke kasur. Belum juga sampai di kasur, nada dering gawaiku berbunyi. Kutilik, abangku yang memanggil.