"Yess!" Zeki berteriak kegirangan.
Tidak lama terdengar suara handel pintu dibuka,
"Assalamualaikum."Â Terdengar suara khas suamiku.
Dia datang bersama Sasa sambil membawa tas jinjing berisi pakaianku dan Zeki
"Waalaikumsalam." Aku menyambut tangan suamiku dan menciumnya dengan takzim. Lalu Sasa meraih tanganku dan menciumnya dengan lembut.
"Kangen Bunda," katanya seraya memeluk dan mencium kedua pipiku.
"Baru juga satu malam, masa udah kangen?" Aku mencubit hidungnya yang mancung. Sasa nyengir sambil memegang hidungnya.
"Zaki, ngapain kamu di sini? Ga sakit juga kan?" Sasa menggoda adiknya
Sekitar pukul sembilan pagi, waktunya visite atau kunjungan dokter ke pasien. Â Dokter memeriksa dada Zaki dengan steteskop, syukurlah kondisi denyut jantung dan nadinya normal, serta tidak ada keluhan dari Zaki. Maka anakku diperbolehkan pulang hari itu juga. Dengan catatan ada jadwal kontrol ke spesialis syaraf di rumah sakit swasta pusat yang terletak di kota Bekasi.
*
Tujuh hari kemudian