Kurang lebih lima belas menit, kami sudah tiba di ruang UGD rumah sakit tersebut. Dengan sigap dokter jaga menyambut Zeki dan membawanya ke ruangan UGD. Â Tanpa bertele-tele, Zeki pun segera di tangani. Setelah memeriksa keadaan anakku, dokter mengajukan beberapa pertanyaan.
 Melihat kondisi puteraku yang tidak sedang demam, dokter menyatakan bahwa kemungkinan anakku menderita Epilepsi. Aku terkejut dengan diagnosa tersebut.
"Epilepsi, Dok?" Aku balik bertanya ke dokter itu.
"Begini Bu, epilepsi itu, suatu keadaan ketika aktivitas sel saraf di otak terganggu, hingga menyebabkan kejang-kejang," jelas dokter.
"Kira-kira penyebabnya apa itu, Dok?"
"Bisa dari turunan, cedera otak, stress, infeksi pada otak atau bisa juga karena ada tumor. Apakah dari keluarga Ibu ada yang mengidap epilepsi?"
"Oh, begitu ya. Tapi dari keluarga kami tidak ada riwayat penderita epilepsi Dokter
."
"Baik Bu, ini baru diagnosa awal, untuk lebih lengkapnya kita akan lakukan pemeriksaan lanjutan. Setelah ini  akan  di lakukan pemeriksaan EEG atau rekam otak ya Bu.  Kalau ibu setuju saya akan  buatkan rujukannya, karena di sini tidak ada peralatannya. Adanya di rumah sakit pusat."
Dokter itu menjelaskan panjang lebar.
Aku mengangguk-anggukkan kepala sambil berpandangan dengan suami.
"Lalu, malam ini gimana, Bu, Zeki mau lanjut  rawat inap atau mau pulang? Karena kondisinya tidak demam jadi Zeki boleh pulang."