Mohon tunggu...
Ilham Amanah R.K.
Ilham Amanah R.K. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi

NIM 55523110011 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen: Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 14 Pemeriksaan Pajak - Arete Plato: Sintesis Aposteriori untuk Pemeriksaan Pajak Sektor Pertambangan

17 Desember 2024   21:23 Diperbarui: 17 Desember 2024   21:23 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: dokpri penulis
sumber: dokpri penulis
  • Sophia (Kebijaksanaan): Kemampuan untuk memahami dan menerapkan pengetahuan secara tepat. Dalam konteks audit pajak, kebijaksanaan berarti kemampuan auditor untuk memahami data keuangan secara mendalam dan menerapkannya dalam pemeriksaan pajak.
    • Contoh: Seorang auditor yang mengetahui tentang seluk beluk proses pertambangan, dapat melakukan analisa penjualan dengan menggunakan pendekatan produktivitas dan efisiensi proses produksi.
  • Andrea (Keberanian): Sikap berani dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian untuk mencapai tujuan yang benar. Keberanian diperlukan oleh auditor untuk mengungkap kebenaran meskipun ada tekanan eksternal atau potensi konflik dengan perusahaan yang diaudit.
    • Contoh: Seorang pemeriksa pajak tetap berani mengungkap ketidakpatuhan dari Wajib Pajak, walaupun terdapat tekanan internal dan eksternal untuk tidak mengungkap hal tersebut.
  • Sophrosyne (Disiplin): Pengendalian diri untuk menjaga keseimbangan dan harmoni antara kepentingan berbagai pihak. Auditor yang disiplin mampu menjaga objektivitas, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, dan bekerja sesuai standar profesionalisme.
    • Contoh: Auditor tetap berpegang pada prinsip independensi ketika mengevaluasi laporan pajak perusahaan tambang yang sebelumnya telah memberikan keuntungan atau insentif pribadi.
  • Dikaiosyne (Keadilan): Prinsip keadilan dalam bertindak dan membuat keputusan. Keadilan mencakup penilaian yang tidak memihak serta memastikan bahwa kewajiban pajak dibayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
    • Contoh: Auditor menemukan bahwa perusahaan tambang gagal melaporkan penjualan limbah tambang sebagai pendapatan. Dengan mempertimbangkan keadilan, auditor mengoreksi laporan pajak dan memastikan negara menerima penerimaan yang semestinya.

Dalam kerangka Arete, muncul perdebatan tentang sintesis a posteriori yang terkait dengan pengalaman dalam memahami keutamaan. Meskipun Plato cenderung mengaitkan keutamaan dengan ide-ide yang abadi dan universal (sebagai bentuk a priori), pengalaman empiris tetap berperan dalam mengembangkan pemahaman praktis tentang Arete.

Melalui a posteriori, individu memperoleh pemahaman tentang keutamaan melalui tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti bahwa Arete tidak hanya sekadar refleksi dari ide-ide murni yang berada di dunia Form (alam ide), tetapi juga dapat diwujudkan dalam pengalaman konkret melalui kebiasaan, pengujian, dan perbaikan berkelanjutan.

sumber: dokpri penulis
sumber: dokpri penulis

Dalam kehidupan praktis, individu mengalami tantangan yang mengharuskan penerapan kebijaksanaan, keberanian, pengendalian diri, dan keadilan. Misalnya, seseorang dapat mempelajari keberanian hanya setelah menghadapi situasi yang menuntut keberanian dalam kehidupan nyata.

Sintesis a posteriori memungkinkan Arete menjadi lebih dinamis dan relevan dengan realitas kehidupan manusia, di mana keunggulan moral bukan hanya sebuah konsep abstrak, tetapi sesuatu yang diuji melalui interaksi sosial, pengalaman, dan refleksi kritis.

Dalam pengertian ini, Arete bukan sesuatu yang statis, melainkan proses yang terus berkembang seiring dengan perjalanan hidup manusia. Pengalaman empiris memberikan peluang bagi individu untuk memahami keterbatasannya, belajar dari kegagalan, dan membentuk karakter yang lebih baik melalui proses pengulangan dan introspeksi.

Why -- Hubungan Filsafat Arete dengan Sektor Pertambangan

Sektor pertambangan di Indonesia memiliki peran strategis sebagai salah satu pilar ekonomi nasional. Pertumbuhan sektor ini didukung oleh kekayaan sumber daya alam yang melimpah, mulai dari batubara, nikel, hingga emas, yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara.

Namun, perkembangan ini juga diiringi dengan sejumlah tantangan, seperti praktik penghindaran pajak, kerusakan lingkungan, serta konflik sosial di sekitar wilayah tambang. Regulasi terkait pengelolaan tambang batu bara terdapat dalam UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba). Regulasi ini Mengatur tata kelola industri pertambangan, mulai dari perizinan, pengelolaan produksi, hingga kewajiban pajak dan royalti.

Meskipun regulasi telah disusun dengan baik, praktik penghindaran pajak di sektor pertambangan masih sering terjadi, merugikan pendapatan negara secara signifikan. Oleh karena itu, pendekatan filosofis seperti Arete dari Plato sangat relevan untuk memperbaiki tata kelola pajak dan audit di sektor ini.

Beberapa kasus terkait sektor pertambangan yang pernah terjadi di Indonesia adalah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun