Mohon tunggu...
ikhsan saputra
ikhsan saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

NIM : 43222010176 Jurusan : Akuntansi Kampus : Universitas Mercu Buana Jakarta Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya kepemimpinan Visi Misi Semar pada Upaya Pencegangan Korupsi (TB2)

10 November 2023   14:12 Diperbarui: 15 Desember 2023   09:00 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Gaya kepemimpinan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan di mana pemimpin dan organisasi berkomitmen pada prinsip-prinsip etika yang kuat dalam pengambilan keputusan dan tindakan mereka. Visi dan misi yang terinspirasi oleh Semar mendorong pemimpin untuk mengutamakan kepentingan masyarakat, menghindari praktik korupsi, dan membangun kepercayaan di antara bawahan dan masyarakat.

Dalam praktiknya, Gaya Kepemimpinan Visi Misi Semar akan melibatkan pemimpin yang:

  • Memegang teguh integritas dan moralitas dalam segala tindakan mereka.
  • Mendorong keterbukaan dan transparansi dalam proses pengambilan keputusan.
  • Mengambil peran sebagai pendidik yang meningkatkan kesadaran tentang bahaya korupsi dan nilai-nilai etika di antara bawahan dan masyarakat.
  • Mempromosikan kerjasama dan kesatuan untuk mencapai tujuan bersama dalam upaya pencegahan korupsi.

Gaya Kepemimpinan Visi Misi Semar merupakan sebuah konsep yang mencoba menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan tuntutan dan tantangan zaman modern, termasuk masalah korupsi. Tujuannya adalah menciptakan pemimpin yang berfokus pada kebaikan masyarakat dan moralitas yang tinggi, sehingga dapat membantu mencegah dan mengurangi korupsi dalam berbagai aspek kepemimpinan dan pemerintahan.

Indonesia, seperti banyak negara lain di dunia, menghadapi tantangan serius terkait korupsi. Korupsi dapat ditemukan di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari tingkat rendah hingga tingkat tinggi pemerintahan. Pada tingkat rendah, korupsi bisa muncul dalam bentuk suap harian, sedangkan pada tingkat tinggi, skandal korupsi dapat melibatkan pejabat tinggi dan bisnis besar.

Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat korupsi di Indonesia meliputi ketidaksetaraan distribusi kekayaan, lemahnya sistem hukum dan penegakan hukum, serta budaya politik yang rentan terhadap praktek-praktek koruptif. Selain itu, kurangnya transparansi dalam pengelolaan keuangan dan kebijakan publik juga memberikan ruang bagi tumbuhnya korupsi.

-Relevansi Pencegahan Korupsi:

Pencegahan korupsi menjadi sangat relevan dalam konteks Indonesia, dan di seluruh dunia, karena dampak negatif yang ditimbulkannya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pencegahan korupsi memiliki relevansi yang tinggi:

-Kesejahteraan Masyarakat:

Korupsi merugikan kesejahteraan masyarakat dengan mengalihkan sumber daya dan anggaran publik yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dan pelayanan publik.

-Penghambatan Pembangunan:

Praktek korupsi dapat menghambat pembangunan ekonomi dan sosial. Proyek-proyek pembangunan bisa terhambat atau bahkan dihentikan akibat penyimpangan dana yang seharusnya digunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun