Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ganjar Digergaji Luar Dalam

15 Februari 2024   19:32 Diperbarui: 15 Februari 2024   19:32 2050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Termasuk penyelenggara pemilu sekelas Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga divonis Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dengan pelanggaran etik berat. Tak ada sanksi pidana atas pelanggaran pemilu yang terstruktur.

Praktek kecurangan terstruktur Itu semua meyakinkan saya harusnya menjadi pembuka mata dan hati rakyat bahwa ada persoalan besar dalam pengelolaan pemilu 2024 ini yang bermula dari putusan kontroversial MK.

Konsekuensi atas pilihan kita memilih jalan demokrasi adalah kesempatan memilih pemimpin dengan reputasi dan rekam jejak baik. Karena apa yang kita pilih adalah potret masa depan Indonesia, setidaknya dalam masa lima tahun. 

Bahwa esensi pelaksanaan pemilu bukanlah sekedar hanya merujuk pada hasil, tapi sebuah proses. Jika hasil pemilu berangkat dari proses yang tidak baik, pelanggaran etik, menabrak aturan dan supremasi hukum apalagi dengan persekongkolan maka rasa-rasanya pemerintahan lima tahun kedepan tak ada jaminan stabilitas politik akan terjaga. 

Maka reaksi pasar akan memberikan sentimen negatif, pemerintah kehilangan kepercayaan dan bermuara pada penderitaan rakyat.

Anomali Hasil Quick Count

Quick count adalah proses perhitungan cepat hasil pemilu dengan menggunakan metode "sampling" dan teknologi komunikasi. Data quick count ini diperoleh dari hasil rekap perolehan suara sah di TPS (C1 plano). 

Kevalidan hasilnya tentu tergantung dari sampling TPS yang dipilih secara acak. Harus dipahami bahwa quick count itu membantu mempercepat prediksi hasil secara keseluruhan. Quick count hanya merekam hasil perhitungan, bukan proses perolehan angka yang dijadikan sampling. Artinya jika misalnya terjadi rekayasa hasil C1 plano, ya itu juga direkam oleh quick count.

Dari pengalaman hasil quick count pilpres 2009, 2014 dan 2019 angkanya mendekati real count KPU. Walaupun Prabowo pernah menolak hasil quick count pilpres 2014 dan 2019, berbeda dengan hasil quick count pilpres 2024 disambut selebrasi kemenangan.

Pertanyaannya bukan "Apakah kita percaya hasil quick count? Tapi mengapa perolehan suara quick count Ganjar Mahfud hanya nomor 3? Apakah kita percaya suara Ganjar Mahfud hanya 16-17%?

Padahal Ganjar, istri dan anaknya turun total menyapa rakyat berbagi tugas keliling Indonesia. Kampanye selalu dijejali massa dengan antusias. Memiliki jumlah relawan terbanyak dan militan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun