"Nggak, itu nggak mungkin, " Cindy berlari meninggalkan aku sambil terus berlari.
Kali ini aku tak tahu apa yang bakal aku lakukan lagi. Cindy pasti sangat membenci aku. Mama dan papa pasti sock berat. Mereka mungkin tak bisa terima dengan keadaanku yang sebenarnya. tapi aku tak bisa melakukan apa-apa.
Sudah sering aku mencoba untuk mencintai Andra. Tapi aku tak pernah bisa. Padahal dia sudah cukup baik padaku. Bukan Cuma Andra, tapi setiap cowok, tapi aku tak pernah bisa. Justeru sejak pertama mengenal Cindy hatiku selalu berdebar-debar dan aku selalu cemburu setiap kali dia bercakap-cakap dengan teman-teman cowok.
"Vin . . . "
Ternyata Andra sudah di sampingku.
"Kamu gak pa-pa kan, " tanyanya cemas. " Vin, sampai kapanpun aku tetap sayang sama kamu "
"Tapi Dra "
"Aku dah tahu semuanya Vin, kemarin tanpa sengaja aku nemuin buku diary kamu di taman kampus. dan sorry aku sudah lancang membacanya "
"Aku gak peduli Dra "
"Dan sebenarnya tadi siang itu aku mau balikin buku kamu, nich, " Andra menyerahkan Cetty padaku. Aku mendekap Cetty erat-erat.
"Makasih ya Dra. Untung kamu yang nemuin bukan orang lain "