"Ah ya, darah? Â Itu memang darah tepatnya darah rusa, kebetulan saat itu plastik pembungkusnya sobek."
"Dan rusa itulah yang menjadi hidangan utama malam ini." Ken tersenyum.
Aku terhenyak mendengar semua penjelasan Ken, tubuhku kaku pikiranku buntu.
"Vanya, sudah lama aku ingin mewujudkan hal ini."
Cleguk. Aku menelan ludah.
"Sebuah konsep jamuan makan malam dalam kegelapan. Â Para tamu akan menikmati hidangannya tanpa melihat rupa dari makanan yang akan mereka santap."
"Dan malam ini aku ingin menguji cobakan konsep baru ku ini."
"Sebenarnya aku mengundang orang tuamu juga."
Aku menelan ludah kembali, rasa malu menjalar di seluruh aliran darahku.
"Jadi kamu bersedia kan menjadi tamu pertamaku dalam perjamuan malam kali ini?"
Tanpa menunggu jawabanku, Ken langsung memadamkan lilin dengan sekali kibas.
***