Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perjamuan Terakhir

9 Januari 2020   15:11 Diperbarui: 9 Januari 2020   15:35 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: ef.co.id

Aku terlonjak begitu melihat siapa yang menyapaku.  Jantungku seakan mau copot.

"Maaf, rumah Pak RT dimana ya?" Lelaki bertatto itu kini telah ada dihadapanku, terhalang rumpun mawar yang bergerombol melapisi pagar.

"Eeeee... disana ...  nomor 20." Aku menjawab dengan gugup sementara dia menatapku dengan tajam. Lalu ia pun membungkuk sambil mengucap terima kasih dan melangkah pergi. Sopan namun dingin.

***
Kini setiap hari aku memiliki kegiatan baru yaitu memperhatikan polah tetangga ku yang telihat misterius. Ia tinggal di rumah itu sendiri.   Papa pernah mengajaknya mengobrol ketika lelaki itu tengah membersihkan pekarangan rumah.

"Namanya Ken, bujangan, blasteran Jepang ." Papa melirikku, senyum tipis menghiasi bibirnya.

Aku mendelik. "Ken Watanabe? Kento Momota? Kentos kelapa?" Bibirku keriting, Papa tergelak. "Ken Hamada!" Seru Papa.

"Kerjanya apa?" Mama bertanya tanpa menghentikan kegiatan merajutnya.

"Punya usaha." Jawab Papa pendek.

"Ya, usaha apa?" Mama meletakkan rajutannya lalu memberi cangkir tehnya dengan pemanis rendah kalori.

"Katanya sih bisnis yang berkaitan dengan menyenangkan orang." Jawab Papa serius. Dahi ku berkerut.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun