Jimmy menyeringai.
Tak terasa malam telah tiba, kini tiga serangkai itu sedang menikmati segelas susu murni mereka masing-masing di sebuah lapak penjual susu murni di sekitaran Kebun Kelapa. Rein menghirup susu berperisa coklatnya dengan penuh penghayatan. Sedangkan Nara mengamati susu murni plainnya lalu menghirupnya pelan.
"Susu ini kalau ditambah gula lalu di blender bersama beberapa potong pisang, terus hasilnya dimasukin ke gelas piala, lantas diberi topping whipped cream, kayaknya bakal cocok buat kamu Jim, banana milkshake. Â Minuman buat yang sedang stress." Â terang Nara sambil mengacungkan gelasnya ke depan wajah Jimmy.
Rein dan Jimmy terperanggah, mata mereka tidak berkedip memandang wajah Nara.
"Kenapa? Kalian kayak habis kesamber petir aja."
"Itu kata Yan juga?" tanya Jimmy.
"Siapa Yan?" tanya balik Nara.
"Teman si Rein, yang hari ini banyak banget di sebutin namanya."
"Gak tahu Yan yang itu, kalau Yan Asmi D'bodor aku tahu." Â sahut Nara datar, di sambut tawa Rein dan Jimmy.
"Kakak kok kebayang sih bikin minuman seperti gitu, kalau aku sih boro-boro, susu coklat gini aja sudah terasa enak banget."
"Aku sedang tertarik dengan olahan minuman. Tapi kalau jus alpukat versi kamu yang di campur F*nta grape itu, rasa yang dihasilkannya pasti rasa kurang ajar ya. Jus alpukat itu enaknya di campur dengan kopi plus krim." terang Nara pasti.