Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja Terakhir (Bagian 13)

1 Mei 2018   15:54 Diperbarui: 1 Mei 2018   16:00 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : whoa.in

Nara tertawa dan menganguk.

Ilustrasi : whoa.in
Ilustrasi : whoa.in
Sampai di tempat tujuan, Jimmy langsung duduk bersila di depan para pedagang majalah bekas yang terletak  di samping gedung PLN itu.  Tempat itu kerap di sebut dengan bursa majalah bekas Cikapundung karena letaknya yang berdekatan dengan aliran sungai Cikapundung.   Rein dan Yan kerap berlama -lama di sana, mencari majalah-majalah musik luar negeri,  otomotif atau National Geografic.

"Tadi yang kita lewati disana itu, gedung apa? Museum ya?" tanya Nara.

"Aha, namanya Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya konferensi Asia Afrika tahun 1955 dulu." terang Rein.

"Isinya apa?" tanya Nara penasaran.

"Banyak, ada diorama para delegasi KAA, foto-foto,  jajaran bendera sampai mesin ketik jadul, kapan-kapan kita masuk ke sana deh."

Nara mengangguk. "Kalau ini gedung apa?" tunjuk Nara ke gedung yang ada di samping mereka.


"Ini gedung PLN, bikinan Belanda, zamannya Daendels."

"Si kerja Rodi?"

"Iya."

"Oh, gedung lama ya?"

"Yap, di dalamnya ada sumur tua yang katanya berpenghuni, hiiyy." Rein menaikan bahunya sambil bergidik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun