Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja Terakhir (Bagian 8)

28 Februari 2018   16:58 Diperbarui: 28 Februari 2018   17:07 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : sarahstraub.blogspot.co.id

"Kak berhenti dulu." seru Rein tiba tiba.

"Kenapa? Mau kemana?"

Ilustrasi : sarahstraub.blogspot.co.id
Ilustrasi : sarahstraub.blogspot.co.id
.

"Mau kesitu dulu." Rein turun dari motor dan masuk ke dalam lapak kecil yang menjual perlengkapan naik gunung.  Lapak itu berupa ruangan kecil yang terbuat dari kayu-kayu dan ditata dengan rapi.  Di dalam lapak itu, Nara melihat ada barisan dompet berbahan parasit, karabiner, gelang-gelang yang terbuat dari tali temali, bandana, pisau belati, sampai lampu minyak untuk berkemah.  Nara memandangi gelang berwarna biru yang sangat menarik matanya.  Sedangkan Rein menatap puas, dompet berwarna hijau yang kini ada dalam genggamannya.

"Beli dompet?" Nara melirik Rein yang tengah sibuk membolak-balikan dompet barunya.

"Yap, kemarin dompetku hilang."

"Kok  bisa, dicuri? Dimana?"

"Di kampus."

"Ah masa ada pencuri di kampus, di angkot kali atau di bis."

"Nah itu kak, aku juga gak nyangka. Aku kira kampus itu adalah salah satu tempat bebas pencuri tapi nyatanya enggak."

"Memangnya pasti di kampus hilangnya?"

"Yap, jadi ceritanya gini, aku kan ke toilet, saat itu sepi gak ada siapa-siapa, aku taruh tasku di luar toilet. Aku kan berprasangka baik, eh tapi nyatanya kampus sama gak amannya dengan bis kota."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun