"Gak bisa gitu dong Ndra, pulpen ini nyawaku, gak bakalan ada yang nyamain keorisinilannya."
"Halah, susah ngomong sama tukang corat-coret kamar mandi."
"Buset udah penuh aja tuh TTS satu lembar." Indra menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Siapa dulu dong, master of teka teki silang." Jed duduk di samping Rein, wangi sabun mandi yang masih menempel di tubuhnya berlomba dengan aroma Benetton Sport yang membuat konsentrasi Rein buyar seketika.
"Mandi cowboy ya, cepet banget." Â Jimmy menyeringai.
"Iya dong, kan kalian udah pada nungguin." Jed mengibaskan rambut gondrongnya, percikan air sedikit mengenai wajah Rein.
"Hidih, hujan lokal." Rein mendorong bahu Jed agar menjauh dari dirinya.
"Eh, hehe sorry kirain gak ada orang," canda Jed, Rein merengut.
"Ini pertanyaan legenda nih, ibukota Peru." Jed menunjuk pertanyaan di kolom baris 3 mendatar.
"Lima." Rein menuliskan huruf demi huruf kapitalnya di kotak yang tersedia.
"Lima mah ini." Indra melambaikan tangan kanannya kepada Rein lalu mengajak gadis itu ber-high five.