"Sok aja, aku ada temen di sana, yuk." Nara berlalu, mata Rein mengikuti kemana Nara pergi. Â Seorang gadis berwajah melankolis melambai padanya dan Nara pun duduk di hadapan gadis itu.
"Nih, aku beliin TTS kesukaan kamu." Tiba-tiba Jimmy yang tadi berpamitan sebentar karena hendak menelpon meletakkan buku TTS bergambar artis Ita Purnamasari di hadapan Rein.
"Wah asik nih, makasih Jim," Â Rein berkata semingrah.
"Iya, puas-puasin deh ngisinya."
"Iseng banget beli kayak gituan." Indra terheran-heran.
"Biar dia anteng." Jimmy cengengesan.
Rein pun dengan sigap mengeluarkan senjatanya berupa pulpen Pilot warna hijau yang di badannya telah tertempel namanya dari secarik kertas yang di isolasi.
"Buset tu pulpen punya nama." Indra terkagum-kagum.
"Biasa aja kali gak usah sambil ngeces gitu." Jimmy menghirup kopi milik Indra bergaya ala bapak-bapak yang tengah nongkrong di warung kopi sambil bermain catur.
"Pulpen kayak gini lagi musim di kelas, kalau gak dinamain suka ketuker." Rein mengacungkan pulpennya.
"Ya gak apa-apa kali ketuker, kan sama aja." Indra mencibir.