"Gimana kepala kamu?" Umam menunjuk kepala Rein.
"Baikan."
"Kamu sering banget sakit sih."
"Gak tahu, kecapean kali."
"Makanya kos."
"Belum waktunya."
"Nunggu ambruk kayak pager temboknya si bapak kos?"
"Ya jangan ngedoain gitu dong."
"Ya enggak tapi kan itu bisa aja terjadi." Umam menghabiskan tehnya dengan cepat.
"Semoga tidak, yuk Mam aku pulang dulu ya." Rein beranjak diikuti oleh pemuda jangkung yang tengah asik memainkan sedotan diantara dua jarinya.
*
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!