"Ray, kamu yakin Andra akan datang?" Ringgo bertanya dengan penasaran.
Raya menggeleng.
"Aku gak tahu Ring, semoga saja. Hey, makasih ya kalian sudah mau mendukung aku demi Andra."
"Andra teman kami Ray, dan aku senang kita melakukan ini. Benar benar antimainstream." Lola merapikan kebaya nya dan merangkul bahu Raya.
Waktu merambat dengan cepat, semua orang telah memasuki gedung tempat acara wisuda di gelar.
"Sepertinya dia tidak datang. Kita masuk yuk." ajak Ringgo.
"Kamu duluan aja."
"Ya sudah, tapi cepat masuk ya."
Raya mengangguk.
Anak tangga berlapis keramik itu terasa dingin ketika Raya duduk di atasnya. Matanya tak lepas menatap ke arah jalan. Tidak ada tanda tanda kedatangan Andra. Raya bangkit dari duduknya. Sekali lagi tatapan nya melayang ke segala arah. Tapi lagi lagi ia tak menemukan apa yang di carinya.
Dengan lemas Raya membalikan badannya dan mulai menapaki beberapa anak tangga di hadapannya. Pikirannya dipenuhi praduga.