***
Raya melirik kaki Andra yang masih saja tak beralas. Ia meraba tas nya. Benda itu selalu ia bawa kemana mana. Ia ingin segera memberikannya kepada Andra, namun ia belum menemukan waktu yang tepat. Ia berharap saat ini adalah waktu yang tepat, tapi ternyata ia salah.
"Ray, terima kasih ya.”
"Terimakasih? Tentang apa?"
"Tentang kaki kamu yang tak pernah bersepatu bila mengunjungi ku."
Raya tersenyum getir dan sekonyong konyong meletak kan tas nya di lantai.
"Hanya kamu yang mau mengerti bila aku enggan berdekatan dengan benda itu apalagi menggunakannya."
Raya kembali tersenyum, senyum yang ia sendiri tak tahu entah untuk apa.
Kini sepasang sepatu menjadi hal yang paling di hindari oleh Andra. Semua yang terjadi padanya sejak satu bulan silam dikarenakan oleh sepatu.
Raya di sana, menyaksikan sendiri bagaimana sebuah sepatu menjelma menjadi sesuatu yang sangat menakutkan dan kini membuat Andra menjadi sosok yang sangat berbeda.
"Ray, sudah ada kabar tentang siapa yang melakukannya?"