Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karena Sneakers

17 Mei 2016   16:27 Diperbarui: 17 Mei 2016   16:58 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andra tersenyum, lalu mengangguk.

***

Ini adalah kali pertama Andra terlihat rileks. Biasanya setiap usai sesi terapi, wajah nya terlihat kusut karena kelelahan. Operasi pemasangan pen titanium nya berhasil namun perlu banyak waktu untuk membuat dirinya bisa berjalan seperti sedia kala. Ini semua berawal dari kecelakaan yang tak terduga saat ia tampil di sebuah acara dimana ia menjadi salah satu pengisi acaranya.

Sebuah benda yang di ketahui berupa sneakers dan di dalam nya berisi batu melayang dari kerumunan dan menghantam kepala Andra telak. Andra terhuyung, tersaruk ke belakang, kakinya terjerat kabel lalu ia terjatuh dari stage dan ambruk seketika. Kejadiannya sangat cepat, entah bagaimana, kaki Andra tertimpa sound system yang ikut jatuh bersamanya. Andra mengerang menahan sakit, sementara dengan susah payah tangan nya meraih sneakers yang tergeletak di sampingnya. Andra meraung lalu pingsan dengan masih menggenggam benda itu di tangan kirinya. Sejak peristiwa itu Andra mendadak sering gelisah bila berdekatan dengan sepatu. Sepertinya trauma itu masih melekat dalam dirinya. Dokter Liem menyarankan agar ia mengikuti sesi konseling dengan seorang psikolog, namun Andra menolak. Bagi Andra terapi fisik yang tengah ia jalani sudah cukup melelahkan, bagaimana jadinya bila ditambah sesi yang lain.

***

Seperti hari hari lain nya, Raya kembali menemui Andra. Ia pandangi kaki nya yang berbalut sneakers lusuh kesayangannya. Ini adalah kali pertama Raya memakai sneakers kembali diantara usahanya untuk menjaga perasaan Andra. Secara fisik Andra telah membaik, Raya berfikir sudah saat nya bagi Andra untuk belajar melawan rasa gelisah dan takut nya. Tapi seperti yang sudah Raya tebak, begitu melihat apa yang ia kenakan, Andra langsung meninggalkan nya. Raya terpaku. Ternyata Andra belum dapat mengatasi itu semua.

Esok nya Raya melakukan hal yang sama, begitu pula hal nya dengan Andra. Namun Raya tak pernah menyerah, menurutnya dengan semakin terbiasanya Andra berdekatan dengan sepasang sneakers, mungkin rasa takutnya akan sedikit demi sedikit menghilang.

***

"Ray, kalau kamu masih melakukan ini, lebih baik jangan pernah menemui ku lagi." Andra berkata ketus dan memunggungi Raya.

"Mengapa kamu tega melihat ku menderita?"

"Aku tidak bermaksud membuat kamu menderita Ndra. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa ini hanya sepasang sepatu. Mereka tidak akan melukai kamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun