Andra menggeleng lalu pergi tertatih tatih meninggalkan Raya dengan bantuan sebuah kruk yang kini menjadi alat bantu berjalannya.
Sejak hari itu, Andra tidak mau lagi menemui Raya. Ia banyak menghabiskan waktunya di kamar. Raya merasa sangat sedih namun bukan Raya bila langsung berputus asa.
***
Di bawah cahaya lampu belajarnya Raya kembali membaca Surat yang ia tulis untuk Andra.
Dear Andra,
Sneakers ini hanya ingin menjadi sahabat kamu. Jangan pernah mencurigainya. Ia tak akan pernah melukai kamu. Ia hanya ingin menemani kamu dalam setiap langkah yang kamu buat. Seperti hal nya aku.
Aku akan menunggu kamu dan dia disana.
Raya melipat kertas surat itu lalu menyisipkan selembar foto ke dalam amplop berwarna coklat yang ia rekatkan di atas dus sepatu untuk Andra.
Hal ini adalah satu satunya jalan yang bisa Raya tempuh, mengingat Andra enggan menemuinya lagi. Raya ragu apakah Andra mau membaca suratnya dan menerima sneakers itu, tapi setidaknya ia telah berusaha.
***
Raya tersenyum melihat barisan teman teman satu jurusan Andra yang terlihat sangat berbeda dari biasanya.