Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Di Bawah Naungan Orion

4 Maret 2016   14:59 Diperbarui: 5 Maret 2016   18:46 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bara mengeluarkan sesuatu dari saku celana jeans-nya dan mulai menggerakkan benda kecil itu ke pergelangan tangannya. Rhea terkejut, sebuah cutter menempel di pergelangan tangan Bara. Tanpa pikir panjang, Rhea merebut cutter bergagang hitam itu lalu membuangnya entah ke mana.

"Apa yang kamu lakukan?" Rhea berteriak panik. Setitik darah segar keluar dari luka gores yang sempat Bara buat. Dengan sigap Rhea membuka cardigan-nya dan menjadikan lengan cardigan-nya untuk menutup luka Bara.

"Kenapa kamu gak biarin aku aja Rhe. Bukankah kamu juga gak suka dengan kehadiranku di sini?" Bara menatap Rhea dengan matanya yang mulai memerah.

"Aku lelah Rhe, hidup hanya membuatku menjadi orang yang tak berarti. Tidak ada yang peduli denganku. Lebih baik aku pergi."

"Pergi tidak akan menyelesaikan masalah, Ra. Kepergianmu hanya akan menambah masalah baru bagi orang-orang yang mengasihi kamu."

"Gak ada orang yang peduli denganku, apalagi mengasihi aku. Semua orang membenci kehadiranku, menjauhiku, memandangku bagai anjing kudisan yang tidak layak untuk cintai."

Rhea memandang pemuda yang kini menatap langit malam itu.

"Kamu salah Ra, masih ada seseorang yang peduli dengan kamu, seseorang yang merasa bahagia dengan kehadiran kamu."

Bara mengalihkan pandangannya dari langit ke wajah Rhea.

"Seseorang yang akan mendukung kamu dan menemani kamu. Seseorang yang ingin menggantikan posisi benda ini dalam kehidupan kamu." Rhea mengacungkan kotak yang tadi Bara letakkan di sampingnya.

"Aku peduli dengan kamu Ra. Jangan pernah meragukan gadis yang menjemur pakaiannya di malam hari."
Bara menatap Rhea, jauh ke dalam matanya, tersenyum, tertawa lalu terisak menumpahkan semua perasaan yang selama ini menggumpal dalam hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun