Rhea membeku, pasti Bara akan bertanya tentang tanamannya.
"Sini." Bara menepuk ruang kosong di sampingnya.
Rhea masih saja diam di tempatnya. Bara bangkit, menarik lengan Rhea untuk duduk bersamanya. Sebuah desiran halus menjalari hatinya.
Bara menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan pelan.
"Rhe, maukah kamu menolongku?”
“Menolong apa? Tentu saja bila aku bisa.”
“Menolongku untuk menjadi saksi, yang nantinya dapat menceritakan kepada dunia tentang seorang anak yang tidak lagi dipedulikan oleh orang-orang yang dikasihinya."
Rhea mengerutkan keningnya. "Maksud kamu?"
"Ceritakanlah bahwa seorang anak berhak untuk mendapatkan apa yang menjadi haknya."
"Aku...." Rhea masih tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Bara.
"Jangan pergi, temani aku di sini ya."