Penulis salah ketik, salah ejaan, lalu itulah tugas editor untuk menemukan kesalahan  tersebut. Bukan, bukan hanya seperti itu.
Misalnya seperti yang dituturkan Pak Rudi saat menjadi editor untuk buku sekolah.Â
Sebetulnya menurut beliau, ada dua macam editor yang ada di dunia penerbitan buku. Ada editor akuisisi, dan biasanya hanya disebut dengan panggilan editor saja. Ada juga penyunting naskah atau yang biasa disebut dengan kopieditor.
Nah, selain tugasnya menyunting naskah dari segi materi, editor akuisisi ini juga punya tugas lain lho. Ia harus merencanakan buku apa saja yang akan diterbitkan penerbit, melakukan komunikasi dengan penulis atau calon penulis, serta memutuskan naskah yang mana yang layak untuk diterbitkan.
Sedangkan kopieditor, tugasnya memeriksa bagian ejaan, tata bahasa, serta struktur kalimat. Tujuannya agar nantinya naskah bisa menjadi buku yang asyik untuk dinikmati pembaca.Â
Kopieditor ini biasanya mendapatkan arahan dari editor saat menyunting yang  disesuaikan dengan kebutuhan saat itu.
Sayangnya dan faktualnya, penerbit kerap menyatukan dua peran editor ini ke dalam satu posisi. Posisi tersebut itulah yang kini biasa hanya disebut dengan editor. Â dengan seluruh tugas tersebut.Â
Biasanya, hal ini bisa terjadi untuk menghemat pengeluaran atau memangkas alur kerja.
- Perbedaan mengedit buku sekolah dan buku umum
Di balik sebuah produk buku sekolah, ada lebih banyak elemen yang ada. Utamanya rubrik yang memperkaya materi pelajaran. Belum lagi contoh soal dan pembahasannya yang harus teliti.Â
Tugas lain editor buku sekolah juga harus mencari foto-foto yang diperlukan untuk mendukung naskah.Â