Mohon tunggu...
Ika Devita Susanti
Ika Devita Susanti Mohon Tunggu... -

*I could be a writer, reader, singer and whatever you could imagine*

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saksi Bisu antara Kau dan Aku

29 Maret 2011   06:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:20 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tiba-tiba, Rey pun merasa lapar dan ingin mencari makan di luar. Susan yang belum makan pun menawarkan diri untuk menemani Rey.

“Ayo, sama Susan aja, Susan juga belum makan.”

Maka mereka pun jalan sambil mengobrol dan singgah di sebuah kedai bernama “Saung Lele”. Nama yang cukup unik, karena mereka berdua tidak tahu apa arti saung sebenarnya. Tetapi karena perut mereka sudah bernyanyi minta diisi, mereka segera duduk. Rey memesan lele bakar, karena dia belum pernah mencoba itu. Susan dengan netralnya memilih ayam bakar, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Susan paling anti membuang makanan, karena itu dia lebih suka memilih yang pasti-pasti saja.

Siapa sangka, makan malam itu merupakan awal dari hubungan persahabatan yang mereka bina. Setelah malam itu, Susan dan Rey sering menghabiskan waktu bercerita tentang kehidupan mereka masing-masing. Rey merasa nyaman dengan keberadaan Susan, begitu juga sebaliknya. Mereka berdua rupanya dapat saling mengerti dan memahami. Tanpa sepatah kata, Susan dapat memahami maksud Rey dari bahasa tubuh dan wajah, begitu juga dengan Rey. Apakah Tuhan mulai mendekatkan mereka? Mungkin iya, mungkin juga tidak.

Suatu malam, Rey akan berkemas untuk pergi ke luar kota. “Ada meeting regional,” Katanya. Susan pun membantu dia mengepak barang-barangnya. Rey termasuk orang yang praktis. Dia tidak suka membawa banyak barang, karena itu dia membawa barang seperlunya. Berbeda dengan Rey, Susan merupakan wanita yang sangat detail. Dia mensimulasikan kejadian yang akan dilewati Rey sehingga dia dapat mempersiapkan barang-barang yang kemungkinan akan dibutuhkan Rey.

Proses pengepakan barang telah selesai. Rey merasa sangat senang karena ada Susan di sampingnya untuk menemani dia. Rasa nyaman yang susah diungkapkan mulai timbul di hati Rey. Benih yang seharusnya tidak tumbuh di antara mereka pun mulai menampakkan diri. Rey jatuh hati. Begitu pun dengan Susan.

Rey keluar kota untuk beberapa hari dan itu membuat Susan begitu merindukannya. Cinta pun berbalas, karena Rey pun merindukan Susan. Mereka selalu saling berkirim sms dan menelpon satu dengan yang lain. Saat Rey rapat, Susan menunggu. Begitu juga saat Susan harus menghabiskan waktu dengan anak-anak kos, Rey menunggunya dengan sabar. Hubungan tanpa status ini disembunyikan, karena mereka tidak ingin teman-teman kos merasa canggung dan berpikir yang tidak benar.

Hari-hari berat pun lewat dan pada suatu sore, Susan mendapati Rey sedang memasak air untuk menyeduh kopi. Tanpa disadari, senyuman lebar merekah di bibirnya. Rey pun demikian. Mereka berdua bagaikan pasangan yang terpisahkan bertahun-tahun lamanya dan dipertemukan dalam suatu acara reality show. Susan mendatangi Rey dan meminta satu gelas untuknya, dia juga menginginkan kopi itu. Mereka menghabiskan sore itu bersama, saling menceritakan kisah saat mereka berpisah. Alangkah indahnya jika dunia hanya milik berdua, mungkin itulah perasaan yang ada dalam hati mereka saat itu.

Beberapa bulan yang indah pun dilewati sepasang insan yang berbahagia ini. Tidak segan-segan mereka menunjukkan perasaan mereka. Saat Susan sakit, Rey membelikannya obat-obatan, walaupun sudah larut malam. Susan pun demikian. Mereka sangat salilng memperhatikan kebutuhan satu sama lain. Suatu kali Susan ke luar pulau dan Rey menjemputnya di bandara, padahal jarak antara bandara dan kos-kosan mereka sekitar satu jam. Rey pun harus menunggu selama satu jam lagi karena pesawat di delay. Namun Rey tidak mengeluh, dan susan sangat menyayanginya.

Kadangkala Susan membelikan makan untuk Rey karena Rey terlalu lelah bekerja, sehingga dalam keadaan yang sama-sama lelah, Susan pun berangkat. Namun semua dilewati dengan rasa sayang. Sehingga betapa pun lelahnya, tidak terasa sama sekali. Mereka sedang mabuk. Mereka dimabuk cinta. Tanpa mereka sadari bahwa mereka tidak seharusnya bersama.

Hari-hari selanjutnya dilewati dengan sangat mengalir. Hubungan Susan dan Rey semakin dekat. “Cinta liar” yang ingin mereka redam, malah semakin membara dan membakar mereka. Mereka bagaikan pasangan yang sedang kasmaran. Aroma cinta ini pun tercium di kalangan teman-teman kos mereka. Akhirnya, untuk menghindari gosip-gosip yang tidak menyenangkan, mereka harus sembunyi-sembunyi. Janji temu setiap hari dilakukan melalui sms. Mereka senang. Mereka bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun