Mohon tunggu...
Syamsurijal Ijhal Thamaona
Syamsurijal Ijhal Thamaona Mohon Tunggu... Penulis - Demikianlah profil saya yg sebenarnya

Subaltern Harus Melawan Meski Lewat Tulisan Entah Esok dengan Gerakan Fb : Syamsurijal Ad'han

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Sarung Lusuh dan Kopiah Usang Doja Badollahi

19 April 2018   15:18 Diperbarui: 21 April 2018   05:53 3680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kami masih menyadari rasa pilu yang menyergap batin, doja Badollahi seperti lupa diri. Setelah salam, Ia berzikir. Tahlil, tasbih, tahmid dan takbir menggeletar keluar dari mulutnya. Serentak kami pun ikut serta. Dan tiba-tiba..! Ketika takbir usai dilantunkan , doja Badollahi melantunkan syair al-i'tiraf Syair pengakuan atas dosa-dosa. Tidak lazim dizikirkan dalam salat, tapi kini dilakukan oleh doja Badollahi.

Saya melirik ustaz Abu Jaropi beberapa jenak. Tapi Ia pun larut melantunkan syair Al-i'tiraf itu. Saya pun kemudian tenggelam dalam keharuan pengakuan dosa tersebut. Segenap yang ada larut. Bumi hening, langit seolah terpekur, pepohonan terdiam, udara membeku, dan semua makhluk Allah tegak terpaku. Nun sarwa sadar, mereka tak lain adalah hamba yang penuh dosa. Jika bukan kemurahan Sang Pencipta, maka apalah jadinya para hamba tersebut.  Dalam malam yang menggigil dengan gelap yang mencekam, udara desa Kindang itu bergetar oleh pengakuan dosa para hamba Allah.   

"Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa 'alaa naaril jahiimi

Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil 'azhiimi

 Dzunuubii mitslu a'daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali

Wa 'umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali

 Ilaahii 'abdukal 'aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da'aaka

Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka"

wallahu a'lam bissawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun