Mohon tunggu...
Iin Andini
Iin Andini Mohon Tunggu... Guru - Pribadi

Guru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cintaku Tersemat pada Lelaki yang Mencari Jati Diri

27 Desember 2022   22:20 Diperbarui: 27 Desember 2022   22:22 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singkat cerita, sejak pertemuan kami saat itu, Sheila memberikan kontaknya. Setiap mereka ke Bangkok, Sheila selalu menghubungiku. Kami mengobrol banyak tentang kehidupan masing-masing.

***

"Maaf, kalau boleh tahu, kenapa Marcel berniat mengubah statusnya?" tanyaku hati-hati ketika kami bertemu di sebuah pusat perbelanjaan.

Sheila terdiam sejenak dengan raut wajah memerah. Perasaan bersalah pun menghampiriku. Kucoba meminta maaf dan mengalihkan pembicaraan.

"Enggak apa-apa, Kak. Justru aku ingin...," ucapnya tanpa menyelesaikan kata-katanya. Rasa penasaranku berkecamuk.

"Kenapa, Dik?" tanyaku. Sheila masih terdiam dan sepertinya takut mengungkapkannya.

"Dik, jika ada yang ingin disampaikan, sampaikan saja. Kakak siap mendengarnya," bujukku dengan mencoba menenangkannya. Kuperhatikan, tampaknya dia berusaha mengumpulkan keberanian mengungkapkannya.

"Gi-ni, Kak. Aku tidak ikhlas jika Kak Marcel harus benar-benar berubah menjadi perempuan."

Sontak saja aku kaget. Bukankah dia ke Bangkok menemani Marcel? Mengapa Sheila mengatakan tidak setuju. Aku tersentuh mendengar kata-katanya. Apa yang harus kulakukan? Ini 'kan privasi masing-masing orang menemukan kenyamanannya. Jika keinginan Marcel dibendung, bukankah akan menyiksa hidupnya?

Kupeluk Sheila erat-erat dan terus menenangkannya. Kubiarkan Sheila mengungkapkan semua harapannya tentang Marcel.

Sheila yang merupakan adik kandung Marcel semakin terbuka. Alasan dia mendampingi Marcel sampai ke Bangkok karena pesan alm. ayahnya dan tidak ingin masa depan kakaknya hancur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun