“Nah itu buktinya perasaan mba masih pada yang lain??!!”
“Ya karena lelaki yang mba kagumi kala semster awal waktu kuliah itu ya dia adalah seorang lelaki yang kini menjadi suami mba”
“Hah? Berarti kakaku donk mba?”
“Yups, Anita. Kau betul. Akhirnya Tuhan mempertemukan kita, ketika mba tidak terjerumus pada suatu yang berlebihan tapi Tuhan malah mendekatkan hati kita berdua”
“Tapi wanita yang bersama kakaku waktu itu?”
“Dia adalah wanita yang sekarang ada dihadapanku, Kau Anita”
“Oh…Ya aku ingat. Berarti mba kira waktu aku diajak ke kampus oleh kakaku untuk melihat-lihat disana, Mba kira aku adalah pacar kakaku. Ah mba itu terlalu cepat mendiagnosa sesuatu.”
“Ya begitulah. Sudahlah Anita, mba jadi malu mengingatnya kembali. Yang jelas mba sekarang mba beruntung memiliki pria yang begitu baik seperti kakakmu itu”
“Jelas donk, kakak siapa dulu…!!”
“Ah jangan ke GR an dulu”
“Tenang mba, aku gak bakalan terbang kok. Tapi mba kenapa nasibku gak seberuntung kalian ya”