“Sudah ah jangan diungkit-ungkit lagi kisahmu. Kau masih mempunyai kita semua disini yang benar-benar lebih menyayangi kau setulus hati, iya kan?”
“Iya betul juga sih mba”
“Jadi, sekarang kau bisa belajar dari apa yang disebut dengan cinta. Tapi tetap kau tak boleh membencinya. Bagaimanapun dia mengajarkanmu suatu pelajaran yang tak kau dapat dari manapun”
“Susah sebenarnya mba, Bahkan kejadian itu selalu terngiang di pikiranku. Aku sangat membenci Indra yang mencoba melabelkan dan mengatasnamakan cinta hanya untuk menodai kehormatanku. Lo bukan karena Tuhan, entahlah mba masa depanku akan seperti apa jadinya.”
“Sudah sudah lah, mending sekarang mba bergegas buatkan susu putih hangat dulu ya”
“Oke mba”
Sebelum membuatkan satu gelas susu putih hangat. Ivena keluar menemui Andri dan sahabat-sahabat Anita. Mereka masuk dan menemani Anita, sedangkan Ivena bergegas ke dapur dan membuatkan susu hangat untuk Anita.
Meski mereka tahu, bahwa kedatangannya yang menggerombol itu akan malah membuat Anita pusing, tapi namanya juga remaja mereka benar-benar tak sabar ingin bersama-sama melihat kondisi Anita sebagai sahabat sejatinya.
“Hei, teman-teman”
“Bagaimana keadaanmu, Anita?” tanya Idhar
“Iya, bagaimana keadaanmu” sambung Danang