Bagaimana gambaran Yerusalem Surgawi sebenarnya di pahami? Tek-teks Wahyu di atas hanya merupakan bahasa simbolis saja. Yerusalem surgawi yang turun ke bumi menggambarkan bahwa keterpisahan antara Allah dan umat manusia telah dihapuskan. Sekarang Allah telah dijumpai secara langsung.Â
Paulus sendiri mengatakan bahwa, manusia dapat memandang Allah dari muka ke muka. Bagaimana hal itu dapat terjadi? "Tembok pemisah" antara Allah dan manusia yang terbangun karena dosa manusia pertama, kini telah dihancurka Yesus, Sang sabda yang telah menjadi manusia, Roti hidup yang turun dari surga.Â
Tembok pemisah yang dimaksud tidak lain adalah dosa manusia itu sendiri. Karena dosa inilah, manusia diusir dari Taman Eden yang penuh sukacita itu. Karena dosa inilah manusia jauh dari Allah. Dosa Adam yang karena "makan" buah terlarang telah membuat manusia jatuh dalam dosa. Kini Yesus datang dengan memberikan tubuh-Nya untuk "dimakan" supaya selamat dari dosa yang dibuat Adam dengan "makan" buah terlarang itu.
2.6. Visio Beatifica Surga dalam Tridisi Kristen
KGK (Katekismus Gereja Katolik) mendefinisikan surga sebagai tempat kediaman Allah dan Kristus bersama dengan mereka yang terberkati, baik para malaikat dan para kudus (KGK no. 326). Gereja meyakini bahwa selain Allah Tritunggal, ada para malaikat dan para kudus di dalam surga. Siapkah para kudus ini? Mereka ini adalah orang-orang yang selama hidup mereka di dunia fana melakukan hal-hal yang baik dan benar serta mewartakan Injil.Â
Mereka bahkan rela mengorbankan jiwa raganya demi Injil. Mereka kemudian diangkat menjadi orang kudus, yang hidupnya patut diteladani dan dihormati. Namun tentu bukan hanya mereka yang dapat seperti itu. Mereka hanya salah satu dari sekian banyak orang yang sebenarnya juga kudus. Namun yang mau dijelaskan di sini adalah bagaimana manusia kelak akan bersatu dengan Allah dalam surga.Â
Mereka yang berada dalam surga akan melihat Allah dalam keadaan-Nya yang sebenarnya dari muka ke muka tanpa perantaraan apa pun. Ketika manusia masih di dunia, manusia hanya melihat dan merasakan Allah melalui ciptaan. Sementara di surga kelak, mereka akan melihat Allah secara langsung. Allah akan membiarkan selubung mesteri diri-Nya terbuka agar dapat dilihat oleh manusia.Â
Memandang Allah dalam kemuliaan surgawi inilah yang dinamakan "pandangan yang membahagiakan" (visio beatifica)[11]. Namun pandangan yang membahagiakan ini tidak dapat dipahami oleh akal budi manusia. Hanya iman yang mampu menyelaminya. Mengapa? Kebahagian, sukacita, kegembiraan yang abadi, tiada tara dan sempurna hanya akan diperoleh di surga.Â
Manusia memang merasaknya hal-hal itu di dunia, namun hal itu sifatnya hanya sementara saja. Ketika mengalami sesuatu yang baru, akan terganti dengan sesuatu yang lain lagi. Sesuatu selalu datang silih berganti: sukacita menjadi dukacita dan sebaliknya, susah menjadi senang dan sebaliknya, tertawa berubah menjadi tangisan dan sebaliknya, dll. Tetapi di surga, kebahagiaan tidak akan berkesudahan atau abadi.
PenutupÂ
Dalam paper ini sudah dijelaskan bagaimana surga itu dan bagaimana penggambarannya. Berbagai gambaran telah dijelaskan untuk melukiskan surga itu. Namun yang terpenting adalah banyaknya gambaran surga itu hendaknya jangan membingungkan kita. Dan juga, apa yang digambarkan mengenai surga itu seharusnya jangan dimengerti secara harafiah.Â