Mohon tunggu...
Ignatius Kisa
Ignatius Kisa Mohon Tunggu... Pemuka Agama - tinggal di seminari tinggi Pineleng

lahir di modo, 8 Januari 1997, Buol sulawesi tengah. sekarang sedang kuliah di STF-SP sebagai mahasiswa teologi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bagaimana Sih "Gambaran Surga dalam Gereja Katolik?"

17 September 2019   17:24 Diperbarui: 28 Juni 2021   21:17 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, dalam hal ini Alkitab menyediakan banyak gambaran tentang surga itu, mulai dari "Taman Eden" sampai "Yerusalem Surgawi" yang coba saya paparkan lewat tulisan ini[1]. Namun saya hanya memaparkan beberapa saja yang umumnya banyak didengar atau sudah banyak dikenal istilah atau penyebutannya.

1. Surga dalam Perjanjian Lama

1.1. Surga adalah Langit

Keyakinan akan adanya langit memang sudah ada dan cukup mengakar sejak zaman dahulu. Ketika ditanya di mana surga atau berbicara tentang surga, orang akan spontan menunjuk ke langit. Pertanyaannya, mengapa harus menunjuk ke langit? 

Apa yang istimewa dengan langit? Orang ketika memandang langit, pikiran mereka seolah-olah tidak bisa mengungkapkan misteri yang berada di balik langit. Selain itu langit begitu luas dan tidak bisa ditampung semuanya dengan mata. Jika berhadapan dengan langit, akal budi manusia seakan-akan tidak ada apa-apanya. 

Langit merupakan suatu bentangan yang amat luas, besar dan tak terbatas di mata manusia. Maka dari itu, dihadapan langit, manusia berhadapan dengan "ketidakterbatasan", yang menjadi salah satu sifat Allah.

Kehidupan di bumi sangat tergantung dari langit dengan segala macam pergerakan dan gejalanya. Misalnya matahari yang menyinari bumi, bulan mengatur pasang surut air, bintang sebagai petunjuk jalan, hujan untuk menyirami bumi, dan sebagainya. langit juga bisa menjadi tanda atau ramalan mengenai peristiwa yang akan terjadi. 

Segala sesuatu di bumi seakan-akan sudah ditentukan oleh langit. Oleh karena itu orang-orang pada zaman dahulu, termasuk bangsa Israel, percaya bahwa Allah dan dewa-dewi berada di atas langit. Merekalah yang mengatur segala sesuatu yang terjadi itu sebagai perhatiannya untuk manusia. Sebab itu, penjelasan selanjutnya akan dibahas langit sebagai tempat kediaman Allah dan makhluk surgawi lainnya.  

Baca juga : Ajaran Gereja Katolik tentang Aborsi

1.2. Tempat Kediaman Tuhan

Bangsa Israel percaya bahwa Tuhan selalu menyertai mereka, dekat dengan mereka, bahkan tinggal bersama mereka. Hal ini dapat kita telusuri lewat peristiwa tiang awan dan tiang api yang menyertai bangsa Israel ketika keluar dari Mesir; peristiwa di gunung Sinai (Ul. 33:2), Tuhan berdiam di Bait Allah di Bukit Sion (1Raj. 8:12-13), dan hadir lewat Tabut Perjanjian; dan sebagainya[2]. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun