Jika ada ayah di rumah pasti dimarahi dan disuruh untuk masuk ke rumah. Pernah suatu ketika kami tidak menuruti perintahnya sehingga kami harus menerima hukuman dilibas kakinya dengan rotan kecil dan menangis menjerit-jerit karena kesakitan. Begitulah kenakalan kami sewaktu masih kecil dulu.
Sekali waktu ayah pulang kerja terlambat karena ada pekerjaan lembur di tempat kerjanya hingga sampai di rumah sudah larut malam.
Saya dan adik saya tentu saja sudah tertidur pulas. Tiba-tiba ibu membangunkan kami berdua. Sambil menggosok-gosokan mata, kami bertanya:
"Ada apa ma?"
Kami memanggil ibu dengan panggilan mama dan ayah dengan panggilan papa.
"Papamu bawa nasi bungkus...kalian mau makan nggak?"
Walaupun mata sudah mengantuk tapi kami tetap juga bangun sambil kemudian berjalan ke dapur mengikuti langkah ibu.
Ayah sedang mandi di kamar mandi sementara ibu mulai membukakan bungkusan nasi bungkus yang dibawa ayah pulang dari tempat kerjanya.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 23:30 malam. Nasi bungkus tadi dibagikan ke kami berdua di piring masing-masing. Rasanya kami sangat senang karena bisa merasakan makanan enak yang dibawa oleh ayah.
Dibungkus dengan daun pisang dan kertas koran. Lauknya daging rendang, kuah gulai ayam dan sayur kol dan daun singkong yang dimasak dengan santan.
Sementara ayah setelah selesai mandi ikut makan bersama dengan kami. Tapi makanan yang dimakan oleh ayah adalah masakan yang dimasak oleh ibu tadi sore yang tentunya sudah dingin. Tapi kelihatan beliau juga sangat menikmatinya sambil melihat kami menyantap makanan nasi bungkus yang dibawa olehnya.