Mohon tunggu...
I. F. Donne
I. F. Donne Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Penulis adalah seorang Magister Pendidikan lulusan Universitas Negeri Jakarta, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis pernah aktif di berbagai komunitas sastra di Jakarta. Beberapa diantaranya; Sastra Reboan, Kedailalang, dan KPSI (Komunitas Pecinta Seni dan Sastra Indonesia). Karya-karyanya diantaranya; Novel ‘Danau Bulan’, Serampai Cerpen Vol. I ‘Soejinah’ dan ‘Dunia Luka’ Vol. II. Antologi puisi bersama sastrawan-sastrawati. Diantaranya; antologi puisi Empat Amanat Hujan (Bunga Rampai Puisi Komunitas Sastra DKJ), Kerlip Puisi Gebyar Cerpen Detak Nadi Sastra Reboan, Kitab Radja dan Ratoe Alit, Antologi Fiksi Mini, dan beberapa puisinya juga dimuat di majalah Story. Penulis juga sudah memiliki dua buku antologi cerpen bersama beberapa penulis, yaitu Si Murai dan Orang Gila (Bunga Rampai Cerpen Komunitas Sastra DKJ) dan Kerlip Puisi Gebyar Cerpen Detak Nadi Sastra Reboan. Beberapa cerpennya pernah memenangkan lomba tingkat nasional, diantaranya berjudul, Sepuluh Jam mendapatkan juara 2 di LMCPN (Lomba Menulis Cerpen Pencinta Novel), Randu & Kematian pada tahun 2011 dan Selongsong Waktu pada tahun 2013 mendapatkan juara harapan kategori C di Lomba Menulis Cerpen Rotho - Mentholatum Golden Award. Penulis juga aktif di berberapa organisasi kemasyarakatan, seni dan budaya. Aktifitas yang dijalani penulis saat ini adalah seorang jurnalis di salah satu surat kabar online nasional di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Soejinah

24 Maret 2020   00:00 Diperbarui: 23 Maret 2020   23:57 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kau ingin tahu, Dian?” tanyaku.

“Iya…” senyum kecilnya membuatku terkapar.

“Kau sangat mirip dengan seseorang perempuan yang aku kenal baik. Aku memanggilnya Oma, sebab ia perempuan renta.”

“Benarkah?” kernyit di keningnya seakan meragukanku.

“Benar.” tegasku, memaksanya percaya.

“Maka ceritakanlah tentang Oma padaku, Bayu!” Dian mulai penasaran.

               ***

Sore itu, aku diajak Farrah─mantan kekasihku beberapa tahun lampau, singgah di sebuah rumah tua tak berpagar, pintu masuk menuju ruang tamu pada rumah itu hampir roboh. Beberapa derak langkahku terhenti ketika memasuki ruang tamu. Sebuah ranjang dengan kasur terhampar di sana, di atas lantai berubin putih, namun terlihat kotor, seakan tak pernah ada yang menyapu dan mengepel lantai itu. Di atas ranjang kasur tengah terduduk seorang perempuan renta dengan senyum layu, berkaca mata tebal, berambut perak, dan berparas Indo.

               Di samping kanan ranjang kasur dan di samping kanan meja televisi, tengah berdiri tegak rak buku tua yang terbuat dari kayu jati, penuh dengan novel-novel berbahasa Belanda.

“Maaf, Oma. Aku agak lama sampainya, sebab aku harus mengurus beberapa pekerjaan.” ujar Farrah.

“Iya, tidak apa-apa. Dengan siapa kamu datang?” jawab Oma, sekaligus bertanya, seraya menatapku dengan memicingkan kedua matanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun