Mohon tunggu...
I. F. Donne
I. F. Donne Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Penulis adalah seorang Magister Pendidikan lulusan Universitas Negeri Jakarta, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis pernah aktif di berbagai komunitas sastra di Jakarta. Beberapa diantaranya; Sastra Reboan, Kedailalang, dan KPSI (Komunitas Pecinta Seni dan Sastra Indonesia). Karya-karyanya diantaranya; Novel ‘Danau Bulan’, Serampai Cerpen Vol. I ‘Soejinah’ dan ‘Dunia Luka’ Vol. II. Antologi puisi bersama sastrawan-sastrawati. Diantaranya; antologi puisi Empat Amanat Hujan (Bunga Rampai Puisi Komunitas Sastra DKJ), Kerlip Puisi Gebyar Cerpen Detak Nadi Sastra Reboan, Kitab Radja dan Ratoe Alit, Antologi Fiksi Mini, dan beberapa puisinya juga dimuat di majalah Story. Penulis juga sudah memiliki dua buku antologi cerpen bersama beberapa penulis, yaitu Si Murai dan Orang Gila (Bunga Rampai Cerpen Komunitas Sastra DKJ) dan Kerlip Puisi Gebyar Cerpen Detak Nadi Sastra Reboan. Beberapa cerpennya pernah memenangkan lomba tingkat nasional, diantaranya berjudul, Sepuluh Jam mendapatkan juara 2 di LMCPN (Lomba Menulis Cerpen Pencinta Novel), Randu & Kematian pada tahun 2011 dan Selongsong Waktu pada tahun 2013 mendapatkan juara harapan kategori C di Lomba Menulis Cerpen Rotho - Mentholatum Golden Award. Penulis juga aktif di berberapa organisasi kemasyarakatan, seni dan budaya. Aktifitas yang dijalani penulis saat ini adalah seorang jurnalis di salah satu surat kabar online nasional di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kepergian Sahabat

16 Maret 2020   14:00 Diperbarui: 16 Maret 2020   16:34 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                           ***

 "Den Haag -- Belanda. Di negara Belanda kisah Dinasti Oranje berasal. Kisah dimana para jasad raja dan ratu dibalsem setelah wafat. Tapi dari seluruh keluarga Dinasti Oranje, tercatat hanya Ratu Emma dan Ratu Wilhelmina yang berwasiat. Karena alasan keyakinan agama, agar jika dirinya meninggal tidak dibalsemkan. Pangeran Bernhard, sebelum meninggal juga mengungkapkan keinginanan yang sama untuk tidak dibalsem. Karena ia percaya akan reinkarnasi."

"Tahukah kalian" Mas Hadi mengangkat alisnya sambil melotot.

"Ruang grafkelder terbagi atas dua ruang, yaitu ruang lama dan ruang baru. Disitulah para jenazah diabadikan. Di ruang lama antara lain tersimpan jenazah Raja Willem van Oranje yang terbunuh pada 10/7/1584 dan istrinya Louise van Coligny. 

Total ruangan lama menyimpan 11 jenazah, yang meninggal dalam kurun antara abad 16 sampai abad 17. Sedangkan di ruang baru. Menurut NOS---Surat Kabar, sejauh ini telah menyimpan 32 jenazah keturunan Dinasti Oranje sejak abad 17."

Ternyata benar, cerita itu membuat kami tercengang. Tiba-tiba kami serius mendengarkan sejarah itu. Rasa ingin menertawakan pun berubah menjadi acungan jempol untuk pria paruh baya itu.

"Terus bagaimana tentang peti-peti mati itu, Mas?" tanya Dimas.

"Diantara peti-peti besar yang menyimpan jenazah Dinasti Oranje, ada sebuah peti kecil yang misterius, tergeletak agak menyerong di sudut ruang. Sebagian ahli menyebutkan, bahwa di dalam peti itu tersimpan jantung Raja Willem III. 

Sebagiannya lagi menyebutkan, bahwa disitu tersimpan jantung Wilhelmina van Pruisen, istri Willem V. Dan di ruang itulah terbaring jenazah Dinasti Oranje, yang sebagian nama-namanya tidak asing bagi bangsa Indonesia, karena kaitan sejarah. 

Mereka antara lain Raja Wilem III yang berdampingan dengan Ratu Emma, Pangeran Hendrik yang berdampingan dengan Ratu Wilhelmina, kemudian Ratu Juliana (di sebelahnya masih kosong), dan Pangeran Claus, suami Ratu Beatrix yang saat itu berkuasa (sebelahnya juga masih kosong). Nah, di sebelah jenazah Ratu Juliana yang masih kosong itulah Sabtu kemarin telah diletakkan (Bijgezet) Pangeran Bernhard, sang suami. Mereka disandingkan kembali."

"Begitulah, sedikit kisah tentang dinasti Oranje yang aku tahu.  Kalian mau tahu! Kenapa aku menceritakan ini pada kalian. Sebab, ini tentang kematian. Aku melihat kalian berdua begitu bersahabat. Kalian sangat menikmati hidup. Darah dua pemuda yang saling mengikat batin persahabatan tanpa memikirkan kematian siapa yang akan lebih dahulu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun