Kenapa saya bangga?
 Sebab, saya bisa menilai dengan benar. Siapa yang memang iklas dekat dengan saya. Siap menerima saya, dan bisa saya jadikan teman. Yang bukan hanya sekedar kenal.Â
 Kenapa saya ucap demikian?Â
Karena saya tahu, ada sebagian orang di bumi ini. Yang di mana hanya ingin mengenal orang yang sama dengan dirinya. Atau, orang yang mempunyai pangkat atau jabatan. Sehingga bila mana dia memiliki masalah, mampu meminta bantuan.Â
Tapi, bagi saya sendiri.Â
Saya tak membutuhkan orang - orang demikian.Â
Bila seseorang itu mau kenal dengan kita, ia harus berani masuk ke dunia kita. Berani dan tentunya iklas menerima segala hal kekurangan yang kita miliki. Bukan memasukan pemanfaatan atas besarnya suatu keinginan. Dan saya rasa itu salah."
 Semua orang masih memperhatikan.Â
 "Maaf kan saya,  tapi inilah kejujuran dari kaum bawah. Yang kadang, terpandang tidak sama. Saya menyesali atasan ucapan saya tadi. Saya minta maaf, dan terima kasih atas kesempatannya. Terima kasih. Wassalammuallahikum "  Ucapku mengakhiri sambutan yang di mana aku pikir  aku salah.Â
Ku lihat Sandro berdiri, dan menyambutnya. Â
 "Tenang kawan, kau dak dewekan." Ucapnya pelan.Â