Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perantau yang Sombong

4 Februari 2020   17:42 Diperbarui: 4 Februari 2020   17:48 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indra berangkat menaiki bus. Dan turun di cikokol tangerang. Dan dari cikokol indra naik ojek grab sesuai tujuan yang di sharelok oleh sarif tadi malam.

Sesampainya indra di sebuah kedai kopi. Ia pun langsung membayar grab dan masuk kedalam kedai. Ternyata sudah ada sarif yang menunggu dengan 2 Prempuan yang merupakan karyawan kedainya. 

 "Assalammuallahikum"

 "Wa'alahikum salam."

 "Indra....! (Sembari menghampir indra di pintu masuk kedai) gimana perjalanannya? Kagak mabok kan?"

 "Ah kamu rif. Kagaklah....! Oh iya, ini kedai kopi kamu?"

 "Iya rif. Gimana? Bukan punya gua sih, tapi terlebih punyanya bokap gua."

  "Oh... bokap kamu habis merampok dimana, bisa buat ini kedai?"(sembari ngeledek)

 "Anjay! Kagak lah... (ketawa) kemaren bokap gua habis jual tanah. Dan gua kecipratan dikit, di tambah tabungan gua. Akhirnya gua buka kedai kopi ini."

 "Ohh... mantap lah. Sebab, usaha itu menjaminkan hasilnya rif."

 "Yo'a....!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun