"Terus? Apakah ada yang mbak salahkan tentang hidup yang mbak jalani sekarang misalnya?" Tanya Saipul kembali.
 "Gak ada ya. Saya iklas si ngejalaninya. Walau harus dipandang hina oleh orang - orang, masak bodoh lah. Toh, saya gak minta makan sama mereka. Dan masalah dosa? Yaaa ... biar saya yang bertanggung jawab pada tuhan saya. Hm ... Saya sendiri gak butuh pandangan orang, menilai saya apalah? Yang penting anak saya bisa makan."
 "Ohh  ... Ya si mbak. Terkadang memang manusia mudah menilai orang lain. Tapi sulit, menilai dirinya sendiri." jawab Dani.
 Dani pun memanggil tukang bakso yang dari tadi sedang menunggu mangkok. Duduk di dekat gerobaknya.Â
 " bang... sini?" Panggil Dani.
 "Iya bang." Berjalan menghampiri mereka.
 "Berapa semua bang?"
 "4 porsi 40.000 aja bang." Ucap tukang bakso.
 "Ini bang." Sembari menyodorkan uang 50.000.
 "kembaliannya 10.000 bang yah. Terima kasih bang, Mbak." Ucap tukang bakso sembari kembali ke gerobaknya dengan membawa mangkok - mangkok yang kotor.
"Oh iya mbak, Seandainya ada kesempatan pindah profesi? Apakah mbak berminat pindah? Atau, tetap di profesi  ini?" Tanya Saipul kepada Dani.