"Oh begitu. Dani, memang bayangan kamu, kamu akan beneran serius sama Cindy?" Tanya Lia lagi kepada Dani sembari memperhatikan wajah Cindy dan kemudian kembali lagi memperhatikan Dani.
 "Seriuslah mbak. Namanya juga cinta. Hm ... kalo di dekat Cindy itu, bawakannya bahagia mbak. Gak ada bosen - bosennya."
 "Hmm.. terus kalo kamu bosen? Apakah Cindy bakal kamu buang seperti sampah?" Tanya lagi dari Lia sembari membuang abu rokoknya.
 "Maaf, gak mbak. Saya bener-bener serius. Tapi, tunggu saya sukses dulu. Ya kan Cin?" Dani yang memperhatikan Cindy dan mengambil satu batang rokok dari kotaknya.
 "Kalo kamu memang serius? Keluarkan Cindy dari dunia ini. Tarik dia, bawah ke dunia kamu" Lia yang mulai kelihatan serius dari kata - katanya.
 "Hmmm,  bila kamu sayang. Bila kamu cinta, kamu harus menjaga orang yang kamu cintai" tambah Lia
 "....?! ... Ya mbak. Secepatnya. Tapi itu juga harus ada niatan dari Cindy sendiri. Bila saya nyuruh dia keluar, tapi Cindy nya gak mau, kan? dan merasa terpaksa. Kan saya gak enak mbak."
 "Betul Cin, bagaimana menurut kamu?" Tanya Lia ke cindy.
 "Hmmm ... bagaimana yah mbak. yaa... kalo sudah sanggup ngasih kebutuhan cindy? Cindy mah mau - mau aja mbak. Hehe" membuang abu rokoknya.Â
 "Nah gimana Dani?" Kembali menoleh kearah dani. Dani pun terdiam sejenak, seketika saipul yang dari tadi hanya memperhatikan. Merasa sedikit canggung dengan kediamannya sendiri, dan obrolan yang sedang ia dengarkan. Akhirnya Saipul mempunyai inisiatif mencoba mencairkan suasana di dirinya sendiri. Kebetulan juga ada tukang bakso keliling lewat.
 "Mang bakso!" Melambaikan tangan dan langsung bergegas berdiri menghampiri pedagang bakso. Tukang bakso itupun berhenti, berhenti dan menunggu Saipul.