Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen : Pelacur Tak bersalah

3 Februari 2020   10:27 Diperbarui: 30 Oktober 2021   18:57 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 "Oh ya mbak, biasanya memang sering sepi kayak gini?" Tanya Saipul kepada Lia.

 "Iya. Sudah satu minggu ini. Hm, paling banter - banter dapat pelanggan 1 atau 2 orang. Hmm... mungkin karena tanggal tua yah? Jadi belum pada gajian? Hehe" ucap Lia.

 "Oh begitu mbak. Hmm...! Maaf mbak kalo boleh tau, kenapa mbak mau melakukan profesi ini?" Tanya Dani.

 "Hmm... bukan kehendak hati Dan. Tapi yaa... tuntutan ekonomi. Taulah sendiri, zaman sekarang harga-harga serba naik. Rakyat kecil kayak kita - kita ni pada kecekik. Akibat kurangnya lapangan kerja? Walaupun ada, ijasa lebih diutamakan. Ya ... banter - banter pake orang dalem. Ujung - ujungnya, uang habis kerja kagak. Dan Yaa... tentunya demi anak juga si Dan." Pungkas Lia yang mematikan rokoknya dan menoleh kearah tukang bakso yang sedang berjalan menuju mereka.

 "Baksonya bang. mbak." Meletakkan piring diatas meja dan 1 buah botol kecap dan botol saus. Sambal sendiri sudah berada di atas sendok masing - masing mangkuk.

 "Terima kasih bang. ayo ... silakan makan."pungkas Dani.

 " oh iya mbak, kenapa gak coba pekerjaan lain?" Tanya Saipul sambil menyuapkan kuah bakso ke mulutnya.

 "Hmm... bukan gak mau pul. Tapi ... faktor pertama, umur. Dan memang banyak pekerjaan - pekerjaan halal. Kayak tukang Loundry pakaian, atau Asisten rumah tangga. Tapi yaaa ... saya lebih memilih profesi yang begini Pul. Kalo masalah dosa sendiri, ya ditanggung pribadi kan. Yang penting saya tidak mencuri / merugikan  orang lain dengan mengambil haknya. Kayak orang - orang hebat yang berada di sana, berdasi tapi sayang pencuri." 

 "Ohhh... tapi berdasarkan ajaran agama? Maaf mbak. Bukanya pekerjaan ini termasuk yang paling dilarang ya?" Tanya Dani lagi.

 "Betul si. bukan hanya di dalam Agama. Tapi di mata masyarakat setempat pun demikian. Pekerjaan yang kami lakukan di nilai kotor dan hina. Sebab yang kami sugukan bukan keterampilan tapi fisik kami. tapi ... ya begitulah. Kami menikmati. Yang terpenting Dapur bisa ngebul. Hahah Ya gak Cin?" Tanya Lia yang melirik Cindy.

 "Ohh... iya mbak. Betul itu Dan." Jawab singkat Cindy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun