Selain itu, pengemudi bisnya pun harus memiliki SIM, terampil, sehat, dan prima. Selain masalah terganggunya fungsi kelengkapan kendaraan, sopir yang ngantuk dan kelelahan dapat menjadi penyebab terjadinya kecelakaan.
Kegiatan study tour, karyawisata, atau studi banding tidak bisa dilepaskan dengan dunia pariwisata. Kegiatan tersebut menjadi alat penggerak ekonomi rakyat atau menyangkut hajat hidup orang banyak.Â
Pengusaha travel, jasa sewa bis, pengusaha rumah makan, pengusaha hotel, pedagang, jasa toilet, hingga tukang parkir banyak menggantungkan nasib dari kegiatan karyawisata. Hal ini pun menjadi bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan ujungnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menyikapi terjadinya kecelakaan yang menimpa peserta study tour, menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan bahwa bukan soal study tournya, tetapi fasilitas transportasi dan kepastian SDM yang mengemudikan harus memiliki kesigapan dan dalam kondisi prima.Â
Dengan demikian, maka semua pihak harus berpikir secara jernih dan bersikap secara proporsional serta menjadikan musibah yang telah terjadi sebagai bahan untuk evaluasi, refleksi, dan mencari solusi agar ke depannya kasus yang sama tidak terjadi lagi. Wallaahu a'lam.
Oleh: IDRIS APANDI
(Praktisi Pendidikan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H