Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menyikapi Pro-Kontra Study Tour Secara Proporsional

15 Mei 2024   16:25 Diperbarui: 16 Mei 2024   02:45 2326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika mau menilai secara objektif, kasus kecelakaan kendaraan  bisa terjadi kapan pun, di mana pun, menimpa kepada siapa pun, dan dari kalangan manapun. 

Rombongan pariwisata masyarakat umum, rombongan majelis taklim, rombongan peziarah, rombongan kontingen olah raga, rombongan pejabat, rombongan pernikahan, dan lain-lain pernah mengalami kecelakaan dan menyebabkan jatuhnya korban. 

Tapi respon masyarakat dan netizen tidak sebesar saat ini terkait kecelakaan di Ciater Subang. Mungkin karena jumlah korban tewas yang cukup banyak.

Menurut saya, antara study tour dan kecelakaan kendaraan adalah dua hal yang berbeda walau bertemu pada satu kegiatan yang sama. Study tour atau karyawisata adalah kegiatan yang bersifat akademik. 

Study tour merupakan salah satu jenis metode pembelajaran. Ada landasan teorinya. Tujuannya untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan pengalaman nyata dan kontekstual di luar kelas. 

Sugihartono, dkk. menyatakan bahwa metode karyawisata merupakan metode penyampaian materi dengan cara membawa anak didik langsung ke objek di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara langsung. (Sugihartono, dkk, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2007).

Tidak ada kewajiban study tour harus menggunakan kendaraan, karena melakukan observasi di sekitar sekolah pun bisa disebut study tour. 

Walau demikian, ada kalanya sekolah memerlukan kendaraan untuk study tour karena pertimbangan jarak,  waktu, dan efektivitas. Misalnya, peserta didik SMK yang mau kunjungan industri (kunjin) pada umumnya menggunakan kendaraan seperti bis atau moda kendaraan lainnya ke pabrik, lembaga pemerintah, lembaga swasta, atau tempat lainnya.

Kunjin menjadi bagian dari kurikulum dan pembelajaran di sekolah. Tujuannya agar peserta didik SMK mengetahui dan melihat secara nyata proses produksi sebuah produk atau layanan produk sehingga mereka mengetahui karakteristik dunia kerja yang kerja yang sebenarnya. 

Misalnya peserta didik SMK jurusan teknologi pangan pengolahan ikan berkunjung ke pabrik pengolahan ikan. Mereka mendapatkan informasi mulai dari cara mengolah, mengemas, sampai memasarkan produk ikan.

Peserta didik pada jenjang atau jurusan lain pun mungkin juga memerlukan kunjungan ke lokasi sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun