Mereka menyebar di sejumlah pojok. Dari jauh terlihat seperti rumah burung dara yang bergelantung di pohon dan tebing kemiringan.
Di ruang lain terdapat kursi dan meja tertata kekinian, dan di situ anak muda berbicara serius dengan lap top di mejanya.
Kami langsung mencari lokasi terbaik begitu tiba. Seorang teman mengajak rekannya berdiskusi tema presentasi untuk meeting besok hari.
Saya membaca artikel koran nasional langgananku yang lama belum kubaca. Temanku lain membuka laptop untuk mengecek bahan laporan bulanan proyek.
Menu makanan dan minuman beraneka ragam, dari roti-rotian, kopi, hingga jus buah dsb. Secara umum, caf ini nyaman buat kerja dan membaca buku serta asyik untuk berdiskusi.
Hari perlahan beranjak malam. Gelap pun mewarnai lingkungan cafe. Kini suasana rimbunan hutan terasa. Kala saya pulang dari Ubud ke penginapan, suasana jalan beranjak lenggang. Tak terasa saya terlelap di mobil karena capek.
Hingga kini, suasana desa Buruan dengan ketentramannya dan kawasan sekitar Ubud tak cepat hilang dari ingatan. Rasa tenang dengan balutan spiritualitas kehidupan, serta keseimbangan alam dalam memandang hidup pelajaran tak terlupakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H