Mohon tunggu...
Mh Firdaus
Mh Firdaus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Penulis dan Traveler amatir. Menggali pengetahuan dari pengalaman terus membaginya agar bermanfaat bagi banyak khalayak..

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Buruan, Desa di Kaki Ubud Bali Nan Tenang

26 Juni 2024   10:32 Diperbarui: 27 Juni 2024   10:40 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bentangan sawah jamak terlihat di desa Buruan dan menjelang kawasan Ubud, Bali (dok. pribadi)

Saat berbincang dengan driver mobil on line, ia berkata bahwa puri ini salah satu yang tertua di Bali. Makanya saat tiba waktu khusus dalam kelender Hindu, pengunjungnya datang dari berbagai wilayah di Bali. Saya menyaksikan bagaimana jalan utama dialihkan untuk lahan parkir kendaraan yang berkunjung ke sana.

Menariknya, meski warga desa kuat kuat menjalankan ritual agama dan kepercayaan, mereka saling menghargai dan hidup rukun terhadap warga pemeluk agama lain di desa. Kulihat penduduk khususnya perempuan berhijab sebagai pertanda muslim berdagang makanan di pinggir jalan pagi, dan berjualan pecel lele dan ayam di malam hari yang kebanyakan dari Jawa Timur.

Stadion I Wayan Dipta sebagai home based klub Bali united, kebanggaran warga Bali (dok. pribadi)
Stadion I Wayan Dipta sebagai home based klub Bali united, kebanggaran warga Bali (dok. pribadi)

Pesona lain, keberadaan stadion I Wan Dipta sebagai home base klub sepak bola Bali United di sini. Stadion ini berdiri di tengah persawahan dan rumah penduduk. Stadion menjadi pusat kebugaran dan olah raga warga . Banyak jalan besar dan kecil yang berujung menuju kepadanya. Dari jalan raya yang menghubungkan Denpasar ke kawasan Ubud, pengunjung mudah mengaksesnya.

Penulis rasakan kala berlari pagi, tak terasa kakiku menyusuri jalan yang menuju stadion. Beberapa cafe kecil dan warung makan berdiri di depan stadion. Beberapa orang berlari pagi mengelilingi stadion. Sejumlah anak muda sedang belajar sepeda dan motor persis di depan stadion. Gemercik air mengalir di persawahan di areal samping kiri dan kanan jalan menuju ke sana.

Nyaman Sebagai Lokasi Kos


Selain situasi desa nyaman, adem, dan tentram, harga menu makanan dan minuman juga nyaman di kantong turis lokal. Kala sore, saat baru tiba dan hendak mencari makanan, saya tak kesulitan mendapatkannya. Di bangunan untuk aktifitas program desa, saya membeli bakso dan ketoprak dengan harga murah. Sebagai contoh, harga satu gorengan masih Rp 1.000,- dan nasi kuning tanpa telor seharga Rp 7.000,-

Hari ini 1 Mei 2024 yang bertepatan hari Buruh International, mendorong penyelenggara mempercepat waktu meeting hingga jam 12.00 siang. Untuk mengisinya, saya berdikusi dengan teman kemana enaknya senja hari ini. Diputuslah arah tujuan hang out kawasan Ubud, yang tak jauh dari desa Buruan.

Dari berbagai informasi, kawasan Ubud dikenal sebagai pusat tarian dan kerajinan tradisonal. Ia terkenal dengan ketenangan yang terdiri dari hutan hujan dan persawahan padi terasiring, serta pura dan tempat pemujaan, sebagai landskap Bali. Ada situs suci kuno berupa Goa Gajah dan Gunung Kawi, yaitu lokasi pemujaan yang diukir dari batu.

Selain itu, Ubud dikenal sebagai lokasi diselenggarakannya "Ubud Writers and Readers Festival" (UWRF), yaitu festival sastra tahunan sejak 2004. Ia merupakan festival sastra terbesar di Asia Tenggara hingga mampu mendatangkan 170 penulis dan senina dari seluruh dunia. Di kalender UWRF tahun ini, even akan diadakan pada 23-27 Oktober 2024. Dalam benakku, Ubud sepertinya menawarkan sisi lain dari pulau Dewata.

Atas dasar itu, kami berangkat ke Ubud selepas makan siang. Dengan kendaraan on line, kami berangkat melewati jalan utama Gianyar Ke Ubud di tengah udara panas. Jalan menanjak ke Ubud, padat merayap. Kendaraan di depan mobulku bagai tak bergerak. Berjalan beberapa meter, berhenti lalu melambat tak bergerak. Apalagi pas kami sampai di kaki kawasan Ubud, antrian kendaraan di jalan raya total tak beranjak. "Inilah kawasan Ubud Pak. Kini jalanan arahnya sering macet. Welcome to Ubud", ucap driver sambil menyupir. Kami heran dengan situasi, padahal hari ini bukan akhir pekan atau long weekend.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun