Begitu melihat cafe di pinggir jalan dengan panorama sawah nan indah, secepatnya kendaraanku melipir. Di cafe bernama "Kedai D'sawah" berada di kaki kawasan Ubud, akhirnya kami menikmati senja.
Suasananya sejuk, semilir angin sepoi-poi menerpa wajah, persawahan luas penuh bebek berkeliaran mencari makan, dan kesibukan petani menumbuk gabah bergantian.
Kursi dan meja diatur menghadap ke sawah. Saung khusus pribadi berderet di pojok dengan hiasan anggrek ungu dan putih.
Ada kursi bantal besar sebagai alas duduk sambil tiduran persis di tegalan sawah mengadap senja. Nyaman dan membuat pikiran dan situasi psikologi pengunjung releks.
Seluruh udara seolah mendukung semesta menciptakan orang terasa nyaman untuk ngobrol dan hangout bersama kerabat. Kami tertawa lepas membicangkan berbagai hal. Dari kisah lucu hingga cerita dibalik pekerjaan kantor. Harga menu makanan pun ramah dengan kantong.
Hingga di sini, saya masih penasaran Ubud sebagai center ketenangan raga.
Hingga akhirnya Jum'at, 4 Mei 2024, saat kegiatan di desa Buruan kelar, bersama teman saya berhasil menggapai satu tempat hang out terkenal di Ubud, yaitu cafe "Wyah Ubud". Tempat nongkrong ini berada persis di tikungan pegunungan.
Landskap meja dan kursinya dibuat eksotik dan nyaman. Ada saung-saung dimana pengunjung bisa memandang suasana pegunungan dan semak hijau dedaunan.
Keunikan dan ketenangan situasinya berbeda dengan cafe di pinggir sawah. Di sini tak ada pemandangan sawah. Alam keheningan pegunungan beserta bunyi binatang khas hutan mengiringi suasana café.
Sore menjelang malam kala tiba, saya masih menyaksikan para pengunjung asyik berdiskusi di saung dan pojok kursi persis menghadap rimbunan pohon.Â