Mohon tunggu...
Mh Firdaus
Mh Firdaus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Penulis dan Traveler amatir. Menggali pengetahuan dari pengalaman terus membaginya agar bermanfaat bagi banyak khalayak..

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Buruan, Desa di Kaki Ubud Bali nan Tenang

26 Juni 2024   10:32 Diperbarui: 8 Juli 2024   16:01 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bentangan sawah jamak terlihat di desa Buruan dan menjelang kawasan Ubud, Bali (dok. pribadi)

Untuk mengisinya, saya berdikusi dengan teman kemana enaknya senja hari ini. Diputuslah arah tujuan hang out kawasan Ubud, yang tak jauh dari desa Buruan.

Dari berbagai informasi, kawasan Ubud dikenal sebagai pusat tarian dan kerajinan tradisonal. Ia terkenal dengan ketenangan yang terdiri dari hutan hujan dan persawahan padi terasiring, serta pura dan tempat pemujaan, sebagai landskap Bali. Ada situs suci kuno berupa Goa Gajah dan Gunung Kawi, yaitu lokasi pemujaan yang diukir dari batu.

Selain itu, Ubud dikenal sebagai lokasi diselenggarakannya "Ubud Writers and Readers Festival" (UWRF), yaitu festival sastra tahunan sejak 2004. Ia merupakan festival sastra terbesar di Asia Tenggara hingga mampu mendatangkan 170 penulis dan senina dari seluruh dunia.

Di kalender UWRF tahun ini, event akan diadakan pada 23-27 Oktober 2024. Dalam benakku, Ubud sepertinya menawarkan sisi lain dari pulau Dewata.

Atas dasar itu, kami berangkat ke Ubud selepas makan siang. Dengan kendaraan on line, kami berangkat melewati jalan utama Gianyar Ke Ubud di tengah udara panas.

Jalan menanjak ke Ubud, padat merayap. Kendaraan di depan mobulku bagai tak bergerak. Berjalan beberapa meter, berhenti lalu melambat tak bergerak. Apalagi pas kami sampai di kaki kawasan Ubud, antrian kendaraan di jalan raya total tak beranjak.

"Inilah kawasan Ubud Pak. Kini jalanan arahnya sering macet. Welcome to Ubud", ucap driver sambil menyupir. Kami heran dengan situasi, padahal hari ini bukan akhir pekan atau long weekend.

Matahari perlahan tenggelam di ujung persawahan. Saya memandangnya perlahan warna sinarnya kemerah-merahan. Sementara kendaraanku tak beranjak dan masih jauh dari pusat keramaian Ubud.

Penasaran dengan kemacetan, saya iseng mengecek informasi di kanal on line. Ternyata di saat bersamaan, ada event besar bernama BaliSprit Festival (BSF) 2024 berlangsung 1-5 Mei 2024, yang menghadirkan 2.000 turis, 90% dari luar negeri.

BSF merupakan event global yang mempertemukan pegiat dan pelaku yoga, meditasi dan aktifitas lain berhubuyngan pengembangan dalam diri manusia. 

Ada 150 agenda selama festival yang meliputi; lokakarya, yoga, meditasi, penyembuhan, dan pengembangan diri, serta pertunjukan music dan seni (Kompas, 5 Mei 2024). Hatiku berguman, mungkin karena BSF -- salah satunya -- sehingga jalanan ke Ubud tak bergerak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun