Botol kelima baru saja dibuka, masih dimeja yang sama. Tak nampak lagi keceriaan pada raut wajah Angga. Ia hanya mampu memandangi Bella dari kejauhan. Wajah gadis itu telah mengingatkannya akan seseorang; seseorang yang pernah mengisi ruang dihatinya; seseorang yang pernah mengisi hari-harinya. Namun, seseorang itu kini telah pergi berpaling dari hidupnya. Seseorang itu lebih memilih menjadi istri simpanannya, Pak Jono!
Setengah gelas bir terakhir. Angga bergegas menuju kasir dan meninggalkan wanita yang sedari tadi menemaninya.
"Berapa semuanya mbak?" Ia menunjuk ke arah meja di sudut ruangan.
" ... total semuanya: Tiga ratus lima puluh ribu, Bang." Jawab penjaga kasir,sembari menyodorkan lembaran bon.
Angga segera merogoh saku belakang celananya. Ia keluarkan beberapa lembar uang pecahan seratus ribu dari dalam dompetnya.
"oh iya mbak, boleh minjam pulpenya?"
Ia menulis sesuatu di balik lembaran bon tersebut, Lalu membayarnya
" ini empat ratus ribu, ... kembaliannya ambil aja, mbak!".
Angga kembali menemui wanita yg telah menemaninya minum sedari tadi; Masih belum beranjak; masih dimeja yang sama. Di jari tangan kanannya terselip sebatang rokok yang menyala. Wajahnya terlihat muram, sorot matanya hampa, menyiratkan kegelisahan yang mendalam. Sepertinya Ia mulai menyadari, bahwa roda kehidupan memang benar-benar berputar.
"ini, buat mbak. Terima kasih yah mbak, udah nemenin." Ia menyodorkan beberapa lembar uang yang telah terlipat kecil kedalam genggaman tangan wanita tersebut.
Angga mengamati sekeliling dan mendapati Bella sedang berjalan kembali menuju lorong, namun kali ini ditemani oleh pria yang berbeda.