Dibenakku tiba-tiba muncul pikiran aneh. Sedari dulu kutonton acara ini, tak pernah sekalipun ada pemenang yang memegang hadiah utama. Aneh, padahal hanya acara kuis….
Yasudahlah. Kalau memang serumit itu.
Aku segera mematikan TV dan langsung menyibakkan selimut di atas tubuhku . menyimpan energi baru, supaya kuat menghadapi rintangan esok hari tanpa rasa ragu. Selamat tidur, diriku.
***
Sekarang hari Minggu. Aku sudah ada di tempat acara yang mereka sebutkan padaku. Jam tanganku menunjukkan 16.45, lebih cepat lima belas menit dari bayanganku.
Yah, begitulah refleks dari seseorang yang punya harapan tinggi pada setiap langkahnya. Setiap langkah yang akan menentukan alur hidupnya. Sebab hidup tak seperti menggelindingkan dadu. Mungkin ada benarnya sedikit. Namun, memilih alur hidup di setiap langkah itu lebih masuk akal bagi diriku.
Lima belas menit berlalu. Tanpa melihat jam pun aku tahu .Karena seorang penanggung jawab acara datang memberitahukan waktu. Bersamaan kabar buruk karena bintang tamu belum tiba dan harus kami tunggu. Selama apapun itu.
Oke. Menunggu bintang tamu memang wajar. Mereka mungkin sibuk. Itu sudah pasti wajar.
Tunggu.
Aku sendiri bilang wajar. Tapi aneh. Mereka selalu telat tampil hanya karena bukan siaran langsung. Mereka juga selalu dianggap orang penting. Lalu, ketelatan mereka masih membuat mereka dijunjung tinggi.
Mungkin saja itu hak mereka setelah sekian lama bekerja keras. Diriku yang sekarang tidak akan tahu apa yang akan kurasakan saat menjadi orang terkenal.